Title :
On Rainy Days
Author :
Nur Halimah (@im304)
Genre : Romantic, Dramatic, Sadis, Yadong,
Garing (?) *tentukan sendiri!
Rating :
PG +13
Length :
Oneshoot
Cast :
·
Baekhyun
EXO-K
·
Luhan
EXO-M
·
Han Eun Ri
(ocs)
·
Lee Yoon
Seo (ocs)
·
Other..
ANNYEONG~.. haihaihai, saya
datang bawa FF baru nih ^^. Aslinya sih selingan, karena saya punya project FF
Chaptered. Tapi berhubung saya sedang mengalami EXO fever terutama pada
Baekhyun, Luhan, Sehun dan Kai.. maka saya bikin FF yang castnya EXO. Ini ada
Baekhyun dan Luhan dulu, Sehun dan Kai serta yang lain menyusul lain kali ya
(^^)v
Oh ya, selain itu alasannya.. FF
ini terinspirasi dari novel yang saya baca. Ini bukan menjiplak lho ya, banyak
yang saya ubah sesuai dengan alur pemikiran dan imajinasi saya :)
Langsung aja ke cerita.. Readers
yang baik, tolong yah nanti RCL FF ini.. menerima kritik dan
saran.
WARNING!!
Banyak typos, alur ngga jelas,
sulit dipahami, bikin pusing, bikin ngantuk, banyak ‘yadong’nya, de el el.
GA SUKA GA USAH BACA ! YANG SUKA SILAHKAN BACA ^^.. SILENT READERS, GO OUT!!
SAY NO
TO PLAGIATISM AND NO BASHING!!
~HAPPY
READING~
Prolog:
Eun Ri’s POV:
Namaku Han Eun
Ri, biasa dipanggil Eun Ri. Umurku 20 tahun, tapi harus menunggu tiga bulan
lagi. Aku, tinggal di sebuah rumah sewaan yang tidak terlalu besar. Aku tinggal
sendiri di sana, karena orang tuaku bekerja di China dan kakak laki-lakiku juga
bekerja di sana.
Aku bekerja
sebagai pelayan di Chanhyang Coffee. Aku bekerja paruh waktu, karena aku juga
harus melanjutkan kuliah. Penghasilan yang aku dapat sudah cukup untuk
membiayai kuliah dan mencukupi kebutuhan hidupku.
“Selamat datang
di Chanhyang Coffee. Mau pesan apa?”
Dua orang namja
berkacamata hitam kini sudah berdiri di depan. Mereka mengenakan jaket kulit
dan lebih berpenampilan seperti detektif. Satu namja berambut agak kuning,
satunya lagi berambut coklat.
“Aku Creamy
Coffee satu. Kau apa?” kata si rambut pirang memesan.
“Aku Luwak Coffee
saja” sahut si rambut cokelat. Eh,
seleranya kopi luwak?
“Baik. Semuanya
7000 won. Silahkan menunggu sebentar, ya” mereka membayar dan pergi ke meja
nomor 13. Sedang aku segera membuatkan kopi pesanan mereka.
“Ini Creamy
Coffee dan Luwak Coffee nya. Gamsahamnida, selamat menikmati” setelah kutaruh
pesanan mereka di meja, aku segera kembali ke tempat. Tapi belum sempat aku
melangkah, tanganku ditarik oleh pelanggan berambut kuning.
“Mianhamnida,
saya harus kembali bekerja. Mohon lepaskan saya” pintaku lalu menampisnya.
“Eun Ri, kau lupa
padaku?” dia tahu namaku?
Aku kembali
menoleh padanya dan menatapnya penuh tanya. Emang
kenal ya? Beberapa saat kemudian, namja berambut kuning itu membuka
kacamata gelapnya dan tersenyum padaku.
“Luhan!?” pekikku
tak percaya. Ya, Luhan, chinguku di SMA. Kami memang bisa dibilang akrab karena
sering pulang bersama, mengerjakan tugas bersama, bahkan dia sering bermain di
rumahku sekedar untuk menemaniku.
“Jangan
keras-keras” dia memberiku isyarat untuk tidak menyebut namanya keras-keras. Oh
iya, aku lupa, dia sekarang kan sudah sukses menjadi penyanyi, seperti
impiannya. Luhan, EXO M.
“Iya, ini aku,
Luhan” ucapnya pelan sambil tersenyum. Aku rindu senyumnya yang membuat hatiku
teduh.
“Hey, sebenarnya
aku ingin memelukmu karena sudah lama tidak bertemu. Tapi kalau kau sudah jadi
terkenal begini, sepertinya harapanku tidak akan terjadi” ucapku pada Luhan
sambil memukul pelan lengannya. Memang kami sudah lama tidak bertemu dan
kontak-kontakan. Dia sangat sibuk dengan trainee nya di SM Entertainment.
“Lain kali kau
bisa memelukku, sepuasmu. Tapi tidak di sini ya?” balasnya sambil menarik-narik
rambutku tapi tidak terlalu keras. Ya, ini kebiasaan yang sering dilakukan
Luhan setiap bersamaku sejak SMA.
“Oh ya, kenalkan.
Ini temanku, Byun Baekhyun. Kau tahu kan?” tukas Luhan, mengenalkan Baekhyun
padaku. Baekhyun? Siapa yang tidak kenal dengan namja bersuara merdu ini? tentu
saja aku kenal (^o^)
“Eun Ri imnida,
bangapseumnida” ucapku berkenalan. Sedikit kesal sih memang, karena dia hanya
membalas senyum yang terlihat seperti dipaksakan. Yah, tak heran jika sikapnya
dingin. Hampir semua orang terkenal akan seperti itu untuk mempertahankan
popularitasnya (?).
“Luhan, Baekhyun,
aku kembali bekerja ya? Kapan-kapan kita lanjut lagi” tak mendapat respon yang
kuharapkan dari Baekhyun, aku beralih untuk bekerja lagi.
Baekhyun’s POV:
Luhan masih senyum-senyum sendiri
setelah yeoja bernama Eun Ri itu pergi untuk kembali bekerja. Aku penasaran,
sebenarnya apa yang menarik dari yeoja biasa-biasa seperti itu?
“Kau ini, berhentilah tersenyum.
Kebablasan tanggung sendiri lho” ucapku tak tahan melihatnya terus-terusan
tersenyum.
“Biar saja, aku tak menyangka
bisa bertemu dengannya. Ini kali pertama kami bertemu setelah lama berpisah”
balas Luhan.
“Dia yeojachingumu kah?” tanyaku
cuek. Aku tidak begitu tertarik sebenarnya, yeoja itu terkesan biasa.
“Anni. Kami hanya berteman dekat,
aku belum berani menyatakan perasaanku sendiri”
“Sebenarnya apa yang menarik dari
dia sih? Kelihatannya kamu sangat tertarik padanya”
“Dia itu yeoja paling beda dari
yeoja lain. Dia itu tomboy, tapi ada kesan manisnya. Dia selalu tampak ceria
walau sebenarnya sedang dihadang masalah. Pokoknya dia itu sangat menarik”
jelasnya.
“Tapi dia tidak mungkin kan
menarik kolormu?” komentarku nyleneh.
“Kau gila? Hal itu mungkin saja
terjadi kalau aku sudah menikahinya nanti” balasnya yang dipadukan dengan
menginjak kakiku di bawah meja. Aww..
“Ya terserah kau saja” ucapku
menyerah.
Author’s POV:
Kini Baekhyun sedang ada di taman
kota. Dia sendiri di sana, tanpa ada temannya satu pun. Dia memang artis yang
paling ekstrim, berani muncul di depan umum dengan penyamaran seadanya.
“OMO! Itu Baekhyun EXO kan?
Hyaaaaaa” seru seorang yeoja setelah melihat Baekhyun yang melepas sebentar
topinya. Mereka bergerombolan pun segera berlari dan menyerbu Baekhyun untuk
sekedar melihat idolanya dari dekat.
Baekhyun sendiri yang melihat dia
sedang berada di situasi buruk pun tidak bisa berbuat apa-apa. Orang-orang
menghalangi jalanya untuk kabur dari kerumunan itu. dia hanya bisa berharap
managernya datang dan menyelamatkannya dari situasi itu.
Tiba-tiba seseorang menggenggam
tangannya dan menariknya untuk berlari. Mereka terus berlari untuk mencari
tempat aman dari penggemar-penggemar Baekhyun yang mengerumuninya tadi. Mereka
berhasil bersembunyi di belakang gedung salah satu restoran di Seoul.
“Bagaimana kau bisa tahu aku
sedang berada di situasi darurat seperti tadi?” tanya Baekhyun pada
penyelamatnya, Eun Ri. Ya, Eun Ri yang sudah membawanya lari dari kerumunan
itu.
“Tentu saja aku tahu. Di lihat
dengan sedotan pun bisa terlihat kau sedang dalam masalah. Makanya lain kali
hati-hati kalau menyamar. Jangan hanya memakai topi dan kacamata saja” balas
Eun Ri datar. Mungkin ini balas dendamnya saat Baekhyun tidak membalas
perkenalannya dengan baik. Di depan Luhan pula.
“Arraseo, gamsahamnida sudah
menyelamatkanku. Jujur saja, aku hampir pingsan di jalan karena kau lari cepat
sekali, Eun Ri” kata Baekhyun sambil meneguk minuman kaleng yang diberikan Eun
Ri padanya.
“Itu karena kau berlari lebih
lambat dari siput” mendengar itu, Baekhyun manyun dibuatnya. Sebal.
“Baekhyun, mianhae. Aku harus
pergi sekarang. Aku ada kuliah hari ini. bye” Eun Ri kembali berlari
meninggalkan Baekhyun agar tidak terlambat kuliahnya. sedangkan Baekhyun
melongo melihat Eun Ri berlari cepat menuju kampusnya. Dia memang bukan yeoja biasa.
Eun Ri’s POV:
“Selamat datang
di Chanhyang Coffee. Mau pesan apa?” sapaku seperti biasanya, juga pada namja
bertopi putih itu.
“Seperti biasa”
balasnya datar dan mengeluarkan uang pas untuk membayar. Bosan juga sih aku
melayaninya hampir setiap hari. Tapi bagaimana lagi? Bosan atau pecat, itu
pilihan yang menyulitkan.
“Silahkan
menunggu sebentar, terima kasih” ucapku singkat. Aku tidak mau mengulur waktuku
hanya untuk berbincang-bincang tidak penting dengannya.
“Aku sudah bilang
pada bosmu, kau boleh menemaniku minum kopi” katanya yang belum juga pergi. Sebenarnya apa maunya?!
“Mianhamnida,
shireoyo” balasku sambil meletakkan pesanan di mejanya. Dia menatapku, dengan
tatapan datar seperti biasa. Aku pun tidak tahu apa maksudnya datang setiap
hari hanya untuk mengamatiku atau apa pun itu aku tidak tahu. Tapi itu sungguh
membuatku terganggu!
Dia menahanku
untuk pergi, dengan segera aku menampisnya. Apa-apaan
ini?
“Tolong lepaskan
aku! Aku harus kembali bekerja” pintaku mencoba sabar. Tapi, nihil!
“Baekhyun!!
Lepaskan!!” kali ini kesabaranku habis. Tak peduli orang lain menatap penasaran
pada Baekhyun yang menyamar dengan topinya. Dengan begitu, dia melepaskan
tanganku tanpa menahanku lagi. Huh!
Luhan’s POV:
“kau tertawa?” Baekhyun
menimpalkku dengan bantal di kursi mobil. Tapi ini tak membuatku berhenti
menertawainya.
“Pantas saja kau diperlakukan
seperti itu, sikapmu seharusnya lebih lembut padanya” kataku memberi saran.
Baekhyun bercerita kalau dia ditolak Eun Ri untuk sekedar minum kopi bersama.
Sebenarnya ada perasaan mengganjal kalau Baekhyun ingin mengajak Eun Ri minum
kopi bersama, tapi Baekhyun bilang itu sebagai balasan terima kasih karena dulu
sudah menyelamatkannya dari kerumunan fans.
“Mungkin kau tidak direstui untuk
merebutnya dari Luhan” celetuk Chanyeol di belakangnya. Baekhyun hanya melirik
ke arah Chanyeol dan manyun. Dasar.
“Luhan, besok temani aku ke sana
ya? Ajak dia minum kopi bersama. Kalau denganmu pasti dia mau” ucap Baekhyun
memelas. Ah, dia ini. apa tidak malu
dilihat saeng-saengnya di belakang?
“Kau yang traktir ya?” candaku.
“Ne..” balasnya sambil memasang
ekspresi datar. Hahaha ^^
Baekhyun’s POV:
Hari itu aku datang lagi seperti
biasa ke Chanhyang Coffee. Dengan tujuan yang seperti biasa juga, untuk menemui
Eun Ri.
“Mau apa lagi? Shireo!” tolaknya
lagi setelah aku mengajaknya untuk minum bersama sebagai balas budi tragedi
dulu. Susah banget ya? Luhan mana lagi?
“Aku pesan Coffee Milk sama
Brownies nya satu ya. Eun Ri, ayo ikut! Baekhyun yang traktir lho” nih nih,
umur panjang nih Luhan.
Kulihat wajah Eun Ri menjadi
sumringah setelah Luhan datang. Huh, apa
ini? dia pilih kasih? Tadi aku yang datang saja hampir diusir u,u
***
Panaaass!
Memang ya, tidak enak kalau kita
jadi obat nyamuk. Niatnya kan biar aku bisa dekeet gitu sama Eun Ri, eeh, si
Luhan malah mulai duluan. Ditinggal ngobrol berdua deh, kacang –‘
Tapi, di sisi lain aku senang
pada momen ini. aku bisa melihat senyum Eun Ri walau dia tersenyum dan tertawa
pada Luhan. Mungkin ini adalah yang pertama kalinya melihat Eun Ri tertawa
lepas seperti itu. andaikan saja yang tertawa bersamanya itu aku…
“Eh, Bacon, jangan ngelamun” aku
tersentak mendengar Eun Ri berbicara padaku. Bacon?
“Kok Bacon sih?” tanyaku
pura-pura marah. Eh, dia malah tertawa lagi bersama Luhan. Apa sih??
“Luhan yang kasih tahu aku. Kamu
sih kemana aja? Suara kami tidak sampai ke telingamu apa?” aku melihat yeoja
itu tertawa, tertawa menghadapku. Aku bisa melihat keceriaan yang menutupi
beban hidupnya. Ya, aku sudah mendengar seluk beluk kehidupan Eun Ri lewat
cerita Luhan.
“Baek, aku ke belakang dulu ya?”
kata Luhan tiba-tiba sambil mengerlingkan mata. Oh, aku tahu maksudnya. Aku dikasih ampasnya..
“Jangan lama-lama” balasku
pura-pura cuek. Sebenarnya dalam hati, aku senaang sekali bisa berdua
–akhirnya- dengan Eun Ri. Hahaha :D
“Eumm, Eun Ri.. aku ingin
berterimakasih padamu karena dulu sudah menyelamatkanku. Aku belum sempat
membalasnya” kataku dengan sedikit gugup. Takut kalau dia jadi berubah 180
derajat setelah ditinggal Luhan.
“Cheonma. Aku tidak mengharap
balasan kok, aku ikhlas menolongmu. Cuma kelewat waktu yang tidak pas, aja”
balasnya sambil tersenyum padaku. Senyum manis yang semakin mengguncangkan
hatiku. Bagaimana ini? aku jadi salah
tingkaah :o
Dia meminum kopinya dan
meninggalkan bekas di sudut bibirnya. Apa
yang harus kau lakukan Baekhyun? Jangan bilang kau akan membersihkan bekas
kopinya dengan mencium bibirnya..
“Eun Ri..” aku mulai mendekati
wajahnya. Turun, dan berhenti di bibirnya. Kuangkat jariku untuk membersihkan
bekas kopi di bibirnya. Jantungku, benar-benar berdebar cepat saat hendak
mengusap bibirnya. Sungguh, aku ingin
mengecup lembut bibir kecil yang manis itu…
Aku terus menatap bibirnya,
hingga jarak antara kami berdua hanya tinggal beberapa sentimeter. Apa aku bisa melakukannya sekarang? Aku
selalu menanyakan itu pada hatiku sendiri, tapi, tak kunjung ada jawabnya.
Kemudian aku menatap kedua
matanya yang berbinar. Seakan meminta izin padanya, bolehkah aku mengecup bibir
yang sudah menggodaku itu. dia mengerjap satu kali, dua kali. Kurasa itu
jawaban iya.
Aku kian mendekat, mendekat
padanya. Hingga…
“Baekhyun..” aiiisshh TT
Yoon Seo’s POV:
“Baekhyun..”
Tak sengaja saat aku minum kopi
di Chanhyang Coffee, aku melihat sesosok Baekhyun. Ya, Byun
Baekhyun EXO K yang juga temanku, oh tidak, pacarku saat di SMA. Tapi..
Baekhyun EXO K yang juga temanku, oh tidak, pacarku saat di SMA. Tapi..
“A..apa yang kau lakukan?”
tanyaku saat melihatnya mendekat pada seorang yeoja –yang sepertinya pelayan di
Chanhyang Coffee.
“A..akku..”
“Dia baru saja membersihkan bekas
kopi yang tertinggal setelah kuminum tadi. Jadi, mohon jangan salah paham”
sahut yeoja itu.
“Arraseo” balasku pendek. Aku
mengambil kursi di dekat Baekhyun, dan duduk di sampingnya. Mengajak
berbincang-bincang dengannya.
“Mianhamnida. Aku harus kembali
bekerja. Baekhyun oppa, gamsahamnida” yeoja itu menundukkan kepala sekali
kemudian pergi kembali bekerja. Kulihat ekspresi Baekhyun sedikit muram. Ada apa dengan Baekhyun dan yeoja itu?
“Chagi.. kau punya selingkuhan
ya?”
“Selingkuhan apa? Chagi apa?”
“Kita.. masih pacaran kan?”
“Yoon Seo, aku sudah mengatakan
sejak dulu. Ini semua sudah berakhir. Aku tidak sanggup LDR denganmu” mendengar
itu, aku lemas apa adanya. Baekhyun..
“Apa hanya karena itu kita harus
berhenti sampai disini?” tanyaku getir. Kumohon
Baekhyun…
“Anni. Karena ada seorang yeoja
yang mengisi hatiku, Yoon Seo. Tapi bukan kau” balasnya santai. Seakn badan ini
sudah tidak bertulang lagi, aku, tidak sanggup melakukan apa-apa. Mwoya?!
“eh, siapa yeoja ini, Baekhyun?”
seorang namja berdiri di depan mejaku. Menatapku dengan senyum yang bisa
kulihat. Tapi, ini masih belum bisa membius hatiku yang terasa sakit.
“Luhan, kau lama sekali ya? Kita
pulang sekarang ne? Yoon Seo, aku pulang dulu ye?” ucap Baekhyun kemudian
menarik namja yang bernama Luhan itu, pergi. aku, terduduk lemas dan menangis.
Tak peduli orang melihat ke arahku. baekhyun,aku
tak menyangka kau akan seperti ini..
Eun Ri’s POV:
Ini bukan hanya dua atau tiga
kali namja itu mengajakku makan siang bersama. Parahnya, dia selalu mengajak
Luhan. Itu yang membiusku agar tidak menolaknya.
“Baekhyun, apa yang kau lakukan
pada yeoja waktu itu? kau membuatnya menangis, apa karena salah paham dengan
kita?” tanyaku pada Baekhyun yang asik menikmati kopi luwak favoritnya.
Herannya, mengapa namja itu tak juga menjadi luwak? *?*
“Aku tidak mengatakan maupun
melakukan apa-apa. Aku hanya bilang padanya kalau hubungan kami sudah berakhir.
Itu saja” jawab Baekhyun, masih sempat tersenyum. Namja macam apa itu?
“Kau ini bisa memikirkan perasaan
seorang yeoja tidak sih? Walaupun aku tidak merasakan apa yang dia rasakan,
tapi..”
Dia menghentikan ucapanku dengan
menarikku pergi dari ruang. Apa ini?
“Mwoya?!”
“Katakan apa keluhanmu selama aku
terus berkunjung ke sini” tatapan saat dia menatapku, bukan tatapan Baekhyun
yang dingin. Ini, cukup membuatku grogi.
“Arraseo. Pertama, mengapa kau
terus-terusan ke sini, hanya pesan satu cangkir kopi luwak tapi duduk lama
hanya untuk mengamati aku bekerja? Kedua, mengapa kau selalu memandang aneh
setiap aku berbincang-bincang dengan Luhan? Ketiga, mengapa kau tolak yeojamu
waktu itu? aku kasihan me….”
Dia menutup bibirku untuk bicara
dengan jari telunjuknya.
“Semua aku lakukan karena aku
menyukaimu, Eun Ri. Tidakkah kau tahu itu?” ucap Baekhyun menghentikan detak
jantungku. What? Menyukaiku?
“Ta..tapi..”
“Apa kau tak tahu, saat kau
bersenda gurau dengan Luhan, itu membuatku cemburu? Aku selalu berharap, yang
bersenda gurau denganmu itu aku, yang tertawa bersamamu itu aku. aku mengajak
Luhan agar kau mau makan bersama denganku. Tapi kenapa harus Luhan?”
Seakan lidahku kabur dari situasi
ini, aku tak bisa mengatakan apa-apa. Perlahan, aku mencerna kembali kata-kata
yang keluar dari mulut Baekhyun. Okay, aku mengerti kalau Baekhyun menyukaiku
dan mulai cemburu saat aku dengan Luhan. tapi, di sisi lain aku juga mengerti
kalau Luhan juga menyukaiku. Lalu aku
harus bagaimana?
“Minggir” kemudian aku kembali bekerja agar bisa
menstabilkan detak jantungku yang sempat tidak karuan setelah mendengarkan si
Bacon menyatakan perasaannya padaku.
Author’s POV:
Malam itu, cuaca di luar Chanhyang Coffee cukup tidak baik.
Awalnya hanya gerimis, namun lama kelamaan rintikan hujan semakin banyak.
Di luar, Eun Ri berlari kecil agar segera sampai di halte
bus. Memang, kalau keadaan hujan seperti ini bus jarang lewat. Dia terus
berlari dalam hujan juga karena diikuti oleh seorang namja, Baekhyun.
“Eun Ri, katakan ya!” teriak Baekhyun melangkah di belakang
Eun Ri.
“Apa kau tak tahu ini hujan? Mengapa kau masih saja
mengikutiku? Bagaimana kalau kau sakit?” Eun Ri berhenti melangkah dan menengok
ke belakang, memastikan apakah namja itu masih hidup atau tidak.
“Yang penting kau katakana ‘ya’, itu sudah membuatku senang.
Ayolah, Eun Ri, terima saja aku” ucap Baekhyun sedikit menggigil sambil
berpegang pada tangan Eun Ri yang juga basah diguyur hujan.
“Kau gila? Tak ada kisah seorang bintang berpacaran dengan
pelayan kedai sepertiku” balas Eun Ri sedikit berteriak karena hujan semakin
deras.
“Aku tidak peduli. Kau tolak aku, aku mati” Baekhyun tetap
berpegang teguh pada kata-katanya. Dia terus berjuang agar yeoja itu menerima
perasaan Baekhyun padanya.
“Mianhamnida, Baekhyun. Aku tidak bisa..” Tapi, sungguh disayangkan.
Eun Ri menampis tangan Baekhyun yang menggenggamnya tadi dan pergi. Dia sedikit
resah untuk meninggalkan Baekhyun.
BRUGG!!
Mendengar suara itu tiba-tiba,
Eun Ri kembali menengok ke belakang.“Baekhyun!!”
Eun Ri’s POV:
“Baekhyun, ireona!” aku mengangkat
kepala Baekhyun dan menepuk pipinya agar bangun. Tapi nihil.
“Aku tidak peduli. Kau tolak aku, aku mati” suara Baekhyun itu
terngiang di telingaku. Ah!
“Hey, kau jangan berakting begini
ya? Aku tahu kau hanya bercanda. Ireona” aku mencubit hidungnya agar menyerah.
Tapi tak ada reaksi.
“Baekhyun, ireona, jebal. Kau
jangan membuatku semakin bersalah karena kau kira aku menolakmu. Aku memang
tidak bisa, Baekhyun, aku tidak bisa menolakmu. Saranghae.. tolong jangan
seperti ini.. hhuhu” aku menangis saat itu. ada rasa menyesal karena tadi
sempat berpikir untuk menolaknya.
“Jinjayo? Aku tahu kau tak akan
menolakku, Eun Ri. Gamsahamnida. Saranghaeyo~” apa ini? namja itu bangun
tiba-tiba kemudian mencium pipiku. What?
Jadi dia berakting? Huh!
Baekhyun’s POV:
Malam itu adalah malam indah yang
aku lalui dengan Eun Ri. Ya, rintik-rintik hujan menjadi saksi antara aku dan
Eun Ri. Aku senang dia mau menerima perasaanku, dan menjadi pacarku. Meski
harus menghadapi dinginnya malam yang juga hujan saat itu.
“Ternyata aku punya bakat acting
ya?”
“Anni, kau punya bakat lebih
untuk jadi penipu. Puas kau sudah membuatku jantungan?”
“Apa pesona saat acting tadi
membuatmu jantungan?”
“Aissh, bukan itu. aku khawatir
kalau kau mati saat itu juga. Sudah malam, hujan deras, tidak ada orang lagi.
Rencananya aku akan menyeretmu ke belakang halte dan menguburmu di sana” hah,
yeoja ini sadis sekali :o
“Chagi..” tidak ada balasan.
“Chagi…” lagi.
“Eun Ri!!” akhirnya dia menoleh
“Euumb?”
“Kau ini pacarku, mengapa
kupanggil chagi tidak membalas?” ucapku pura-pura marah. Dia hanya
menganggukkan kepala. Hossh,,
“Chagi..”
“Eummb?”
“Poppo” pintaku manja. Dia
menoleh ke arahku dengan wajah kaget.
“Kau gila? Bagaimana kalau ada
yang melihat?”
“Mana mungkin ada orang lewat
hujan deras begini hanya untuk melihat kita berciuman?”
Dia tidak menggubrisku, mencoba
mengalihkan pandangan dariku. Ouh, apa
harus aku yang memulainya?
“Chagi..”
“Apa la.. Eummphh”
Tolong, hentikan waktu saat ini
juga. Biarkan aku menikmati betapa manisnya berciuman dengannya di bawah hujan
seperti ini. akhirnya aku mendapatkanmu,
Eun Ri. Saranghaeyo :)
Eun Ri’s POV:
“Chagiya.. kita mau pergi kemana?”
tanyaku pada namjachinguku, ya, Byun Baekhyun :)
“Sudahlah, ikut saja” ouh,
baiklah..
@Halte bus
“mau apa kita di sini?” tanyaku
pada Baekhyun. Dia membawaku ke tempat yang menyatukan perasaan kami 3 bulan
yang lalu. Ya, tempat penuh kenangan di bawah hujan.
“Chagi, katakan padaku kalau kau
mencintaiku” ucapnya dengan senyum, tapi tak seperti biasanya.
“Saranghaeyo, Byun Baekhyun”
balasku sesuai permintaannya. Ya, aku
memang mencintainya.
Dia memelukku, erat. Seakan dia
tidak ingin aku pergi jauh darinya. Hangat, ya, pelukan dari Baekhyun selalu
terasa hangat untukku. Walau berbagai masalah tak henti-hentinya mendatangiku.
“Nado saranghae, Han Eun Ri”
kemudian dia melepaskan pelukkan, dan tersenyum, getir.
“Ada apa Baekhyun? Apa ada
masalah? Wajahmu berbeda hari ini”
Dia menatap mataku, aku bisa
melihat ada sesuatu yang tersembunyi di balik matanya. Lalu dia memberiku
kertas tebal berwarna merah muda, semacam kertas undangan.
“Mianhamnida, aku melakukan semua
untuk kau dan juga ibuku, Eun Ri. Aku tidak bisa melihatmu terus-terusan
diganggu oleh ibuku”
Kurasa, mataku mulai terasa
panas. Tak tahan, tetesan air mataku mulai keluar dan turun hingga membasahi
kertas undangan ‘Pertunangan Byun Baekhyun & Lee Yoon Seo’. Nafasku sesak,
badanku bergetar tidak sanggup menerima ini semua.
“Baekhyun, tapi ini begitu
cepat..” akhirnya aku menangis di bahunya. Dia mengelus lembut rambutku, yang
basah terkena hujan.
“Jeongmal mianhae, chagiya. Aku
juga tidak tahu akan seperti ini jadinya.” Kemudian dia mengusap butiran air
mata yang membasahi kedua pipiku.
Dengan sedikit berjinjit, aku
mencoba mendekatkan wajahku dengan wajahnya. CUP!
Di sini, di tempat ini, untuk
kedua kalinya dan mungkin untuk terakhir kalinya kami berciuman di tempat penuh
kenangan ini.
“Eummphh..” desahnya di sela
ciuman pahit itu. aku terus mencium bibir Baekhyun dalam tangis, tak peduli dia
mencoba untuk melepasnya, tak ingin aku terluka.
Biarkan ciuman di bawah hujan ini, menjadi ciuman terakhir sebelum kau
hidup bersama yeoja lain, Baekhyun…
Luhan’s POV:
“Sudah siap?”
Eun Ri mengangguk dan tersenyum
tipis. Dia cantik hari ini, tapi tidak secantik hari-hari sebelumnya. Hari-hari
sebelum namjanya bertunangan dengan yeoja lain.
Kemarin, Baekhyun datang padaku
dan menyuruhku untuk menjaga Eun Ri, yeojanya. Aku hampir saja lepas kendali
untuk memukul wajahnya karena emosi. Bagaimana
mungkin dia menghentikan cerita mereka sampai di sini setelah berjalan selama
tiga bulan ini?
“Luhan, apa aku terlihat jelek?”
tanya yeoja malang itu.
“Anni, kau cantik, Eun Ri”
balasku dengan senyum menghiburnya. Aku tahu, dia pasti menangis semalaman. Tak
kuasa menghadapi kenyataan bahwa namjanya akan meninggalkannya karena yeoja
lain.
***
“Chukkahamnida, atas
pertunangannya” ucap Eun Ri tersenyum sambil memeluk Yoon Seo, tunangan
Baekhyun.
“Gamsahamnida atas kedatangannya”
balas Yoon Seo.
Aku pun memberi ucapan selamat
kepada Yoon Seo. Hingga aku berhenti untuk memandang Eun Ri yang memberi ucapan
selamat kepada Baekhyun, namjanya.
“Chukkahamnida, Baekhyun. Semoga
kau bahagia dengannya. Jangan kau buat dia menangis lagi ne? haha” ucapnya
mencoba sambil tertawa. Tapi aku tahu, di balik itu, dia menahan pedih. Mengucapkan selamat pada namjanya sendiri
yang bertunangan dengan yeoja lain, pasti sangat menyakitkan.
Baekhyun hanya tersenyum tipis,
tak tega melihat tawa getir yeoja yang dicintainya itu. aku tahu.
“Chukkahamnida” ucapku memberinya
selamat atas pertunangannya.
“Luhan, tolong jaga dia” aku
hanya tersenyum dan segera menyusul Eun Ri.
***
“Kau mau makan apa, Eun Ri?”
“Ramen saja”
Aku berhenti pada restoran ramen
di pinggir jalan pusat kota. Aku dan Eun Ri akan makan ramen di sana.
“Ramennya datang, selamat makan,
Eun Ri”
Kuseduh kuah ramen yang masih
panas itu, sesekali aku melirik ke arah Eun Ri yang tidak bersemangat makan
ramennya.
“Eun Ri, kau menangis?”
Eun Ri’s POV:
“Eun Ri, kau menangis?”
Aku tak sadar sudah menangis dan
diketahui Luhan. Kulihat ramen di mangkukku itu, tapi yang terlintas adalah
Baekhyun.
“Ramennya panas, Luhan” ucapku
bohong. Tapi aku tak bisa kalau harus menahan tangisku.
Kemudian aku menengok ke luar
pintu. Hujan. Mengapa di saat seperti ini
harus hujan? Aku kembali menangis, kemudian aku kembali memakan ramenku
walau panas.
“Hentikan, Eun Ri. Itu masih
panas” tukas Luhan menahanku untuk makan.
“Ini enak, Luhan. ayo dimakan”
ucapku pada Luhan.
Kemudian Luhan melangkah ke arahku
dan memelukku dari belakang, semakin membuatku terisak. Aku ingat akan sosok
Baekhyun yang selalu memelukku dengan penuh kehangatan. Tak peduli dimana kami
berada.
“Jangan menangis lagi, Eun Ri.
Aku akan selalu menjagamu” Luhan bersimpuh di bawah, hingga aku lebih tinggi
darinya. Kulihat dia tersenyum penuh perhatian padaku.
“Luhaaan” aku kembali terisak di
pelukkan Luhan. dia memeluk erat tubuhku, berusaha menjadi sandaran aku
menangis.
Memang, aku baru menyadari sekarang. Hujan, tak selamanya membawa
kenangan indah. Terkadang hujan membawa pedihnya kisah yang menyakitkan hati.
Rintik-rintik hujan itu, mengingatkanku akan kenangan indah bersama Baekhyun.
Juga mengingatkanku akan pedihnya kisahku dengan Baekhyun, yang harus berhenti
sampai disini.
END
Hiks hiks hiks.. gimana nih
readerdeul ceritanya? Niatnya mau bikin yang romantis, tapi akhirnya jadi
yadong. Ya udah jadi begini ceritanya :p
Komen-komen nya dooong.. apa yang
kalian pikirkan tentang ‘On Rainy Days’ ini, silahkan komen di bawah ini. don’t
be silent readers ya :D
Gomawo sudah mau baca FF ini.
kurang lebihnya saya mohon maaf, bye bye :))
10 komentar:
imah jahat sekali ngebuat aku nangis :"
ini kereen!
hahaha, gamsahamnida sudah baca :)
ya, begitulah. sebenernya cast pengen tak bikin kita berdua, tapi ga jadi. nanti ada yang tersakiti *halah ;p
thor, ceritanya nge-JLEB bgt di hati!! smpk q mw nangis gk bs bayangin nahan rasa sakit hati di depan orabg yg di cintai yang udah bikin sakit hati kita! Y_Y
Kasihan banget Yha
Nangis min, hiyyaaa T_T
Omo omo Baekhyun, kesian amat elu, ah tragis! oh tidak gue ga bisa bayangin jangan2 nasib cinta gue kayak gini. oh tidak! T__T
Mimin tanggung jawab ane nangis nih! T_T
apa yadong nya..
ini mah.. bagus..bgt..
gak ada yadongnya
yadongnya cuma 'poppo' mah gakpapa
bagus..bagus..
Huaaaa~~~ keren banget yak. suka deh. kutipan di akhir ff mengena banget >< bagus chingu (y)
Aki nangisssssssss
Aki nangisssssssss
Thor tanggung jawab lu thor.. gw nangis kejer nih ToT
Tapi, ff nye keren~ daebak dah!!!
Posting Komentar