Title :
Be Mine [Chapter 3]
Author :
Nur Halimah (@im304)
Genre : Romantic, Dramatic, Fiksi, Horor,
Konyol, Yadong, Garing (?) *tentukan sendiri!
Rating :
PG +13
Length :
Multi Chapter
Cast :
·
Cho
Kyuhyun – Super Junior
·
Henry –
Super Junior
·
Lee
Dongbin
·
Lee Eun
Hee
·
Other…
Annyeong readerdeul!! Balik nih bawa Chapter 3. Yang kemarin
gimana? Semoga ga bikin pusing ya alurnya ^^. Hope you like it :D
Langsung aja ke cerita.. Readers
yang baik, tolong yah nanti RCL FF ini.. menerima kritik dan
saran.
WARNING!!
Banyak typos, alur ngga jelas, sulit
dipahami, bikin pusing, bikin ngantuk, bikin laper, de el el. GA SUKA GA
USAH BACA ! YANG SUKA SILAHKAN BACA ^^.. SILENT READERS, GO OUT!!
SAY
NO TO PLAGIATISM AND NO BASHING!!
~HAPPY
READING~
Previous Story:
“Kau mau bilang apa? Katanya ada hal penting?” tanya Dongbin to the
point.
“Dongbin, would you be my girlfriend?”
Dongbin’s POV:
Kaget? tentu. Nerveous? Pasti.
Bingung? Banget.
“a..akk..aku…”
Aku tak melanjutkan apa yang akan
kukatakan. Dia menatapku lekat, sangat lekat. Selekat lem kastol untuk
menempelkan sandal yang lepas. Lekat sekali.
Dia, Henry, hanya tersenyum
lembut padaku. Jantungku terus berdebar tiada henti, ini membuatku ingin mati.
“Kau bisa memikirkannya dulu
kalau belum siap untuk menjawabnya” ucapnya plus dengan bumbunya, senyuman
manis tanpa boraks atau tawas (?)
“Anni.. aku bisa menjawabnya
sekarang” tukasku sebelum dia pergi meninggalkanku. Tapi, aku mau jawab apa?
“Okay, I’ll be your girlfriend”
jawabku malu-malu. Dia tersenyum lagi padaku dan memelukku sekilas saja,
mungkin takut dilihat orang lain. Tapi aku senang. Kita, aku dan Henry JADIAN ^^
Author’s POV:
“Jinja? Chukkae! Jangan lupa
pajak jadiannya. Setelah camping ini ya?” ucap Eun Hee sambil memainkan
handphonenya. Dia mendengar cerita dari Dongbin kalau dia baru saja ditembak
DOR oleh Henry. Tapi dia tidak mati, mungkin hatinya hanya sedikit meledak.
“hu.. maunya” balas Dongbin
sambil menimpuk sahabatnya dengan bantal kodok di kamarnya. Dongbin semangat
sekali saat menceritakan kabar ‘WAH’ itu, sedangkan Eun Hee, sahabatnya, hanya
memasang telinga dan cemal cemil memakan kacang goreng yang disuguhkan Dongbin.
Tuutt tuuutt..
From : Henry
Honey, lagi ngapain? Jalan yuk? Mumpung lagi nggak ada tugas nih.. :*
“Eun Hee, lihat ini! Henry sms
aku kaya gini nih” pekik Dongbin sambil menarik temannya untuk membaca sms di
ponselnya itu. Ya, sms dari namja barunya, Henry.
“Iuuuh, dia tuh alay banget ya?
Pake emoticon cium segala” respon Eun Hee berlagak jijik dan nggak peduli.
“Huh kamu ini! ini tanda sayang
tauk” protes Dongbin tidak terima Henry dibilang ‘alay’. Tapi dia segera
membalas sms itu dan bersiap untuk jalan bareng namjachingunya.
***
Malam-malam begini mau kemana?
“Kencan pertama..” balas Henry
masih menggandeng tangan yeojanya. Siapa lagi kalau bukan Dongbin.
Kencan di hutan belantara kaya gini? Ini mah bukan kencan, tapi berburu
di tengah hutan malam hari, ucap Dongbin dalam hati.
Tangan kanan Henry membawa
senter, sedang tangan kirinya menggenggam tangan Dongbin agar tidak pergi
kemana-mana. Rupanya dia ingin mengajaknya ke suatu tempat.
SRREKKK SREKKK, GREK! “aaaaa,
Henry..”
Henry’s POV:
DONGBIN!!!
Aku sempat panic saat kutemui
tangannya sudah lepas dari genggamanku. Aku khawatir dia hilang, malam-malam
begini.
“Chagi, gwaenchana?” tapi untung
dia belum lepas begitu jauh dari tanganku. Wajahnya yang pucat ketakutan, tidak
mengatakan apa-apa. Hanya membalas anggukan.
“Ada seseorang yang menarik
tanganku” kata Dongbin perlahan.
“Mian, aku tidak sengaja”
kudengar suara laki-laki di dekatku. Lalu, langsung kusorot wajahnya dengan
senterku.
“Kyuhyun! Ternyata kau? Huhh..”
tukas Dongbin setelah melihat wajah namja itu. Kyuhyun? Siapa dia?
Tapi, namja itu tidak memberi
respon yang baik pada Dongbin. Diam dan dingin, itu sikapnya. Aku tak tahu
mengapa, kufikir memang itu bawaan dari lahirnya.
Dia berlalu, aku dan Dongbin
segera melanjutkan perjalanan ke tempat yang ingin kutunjukkan padanya.
***
“Bagaimana? Indah bukan
pemandangan dari sini?”
“Heemb.. indah sekali. Kukira
kencan kita, kau mengajakku berburu babi
hutan. Ternyata di sini” babi hutan?!
“tapi aku suka” tambahnya. Dengan
tersenyum. Dia tampak manis tersenyum di bawah cahaya bulan seperti ini. aku suka.
“Chagi, Kyuhyun itu siapa?”
Aku bertanya karena rasa penasaranku.
Dia sempat berhenti sejenak, tak tahu mengapa. Tapi dia menjawab juga.
“Kyuhyun itu anak akselerasi, tapi
dia bakal lulus duluan dari kita. Dulu sempet ketemu aja”
“Dia itu orangnya kaya gimana?
“Dia itu menyebalkan. Sikapnya
dingin, cuek, tak peduli. Tapi kadang dia baik, menawarkan bantuan. Kalau dia
tak ada waktu itu menolongku, matilah riwayatku” kalau tidak ada Kyuhyun yang membantunya, dia akan mati?
“memang dia membantu apa?”
tanyaku penasaran.
“aku malu untuk mengatakannya.
Tapi ini keadaan darurat untukku saat itu” yak!
Mengapa jawabannya seperti itu?
“kau suka dia?” tanyaku tiba-tiba. Aku tidak tahu mengapa,
ini tidak terproses dalam otakku.
“Mengapa kau tanya begitu? Aku kan hanya menyukaimu. Kau
cemburu” OKE! Untuk kali ini aku harus menjawab bagaimana?
“Hmmm. Sedikit” ucapku terbata. Aku takut menjawab salah.
Yang terjadi? Dia malah memeluk manja di lenganku.
Setidaknya aku tidak melakukan kesalahan.
“Tenang, chagi. Aku akan selalu menyayangimu selama kau juga
menyayangiku”. Akankah itu?
Kami berdua tak membahas itu lagi. Aku tak ingin kencan
pertama membahas orang lain yang ‘kukira’ Dongbin sempat menyukainya. Tapi dari
cara dia menceritakannya, tampaknya dia sebal dengan namja akselerasi bernama
Kyuhyun itu. Ah, whatever!
***
Kyuhyun’s POV:
Di sekolah, seperti biasa saat istirahat, aku pergi ‘alone’
di taman samping sekolah. Tempat ini tidak seramai taman yang lain, ini yang
aku suka. Taman itu, tempat mencari ketenangan setelah berjam-jam berkutik
dengan buku-buku membosankan.
BREKK! BREKK! BREKK!
Suara apa itu? Baru pertama mendengarnya.
BREKK! BREKK! BREKK!
Suara itu lagi, berisik. Aku mencoba mendekat ke sumber
suara itu. Dia, yeoja panitia camping minggu lalu yang merepotkan. Baru pertama
kali dia berada di sini saat istirahat. Pertama kali pula membuat gaduh di saat
aku sedang menikmati ketenanganku.
“Tidak bisakah kau tidak menggangguku sehari saja? Berisik!”
Dia, hanya melirik ke arahku dan tersenyum. Buang senyum
itu, aku tak butuh senyummu. Yang aku butuhkan hentikan hentakan kakimu yang
mengganggu ketenanganku!
Setidaknya dengan begitu, dia berhenti melakukannya. Aku
kembali ke tempat semula. Duduk sambil mendengarkan music MP3.
“Kyuhyuuuunn!!” kaget bukan main, mengapa dia datang lagi?!
“mau apa?!” tanyaku ketus. Padahal baru saja aku memintanya
untuk tidak menggangguku.
“Kau tahu aku baru saja mendapatkan apa?” aku bertanya padamu, mengapa kau balik
bertanya?
“aku tidak mau tahu” balasku ketus.
“aku baru saja mendapatkan cokelat dari seseorang”
“dari siapa?”
“kau bilang tidak mau tahu?” huh!
“Baiklah, abaikan saja”
“Dari Henry” terus apa hubungannya denganku? Henry? Siapa Henry?
Ring ding dong ring
ding dong..
“sudah masuk sana” tanpa melihatnya aku langsung pergi
melompat pagar dan masuk ke kelasku. Kembali berkutik dengan pelajaran
membosankan. Tapi setidaknya matematika setelah ini, aku tidak akan bosan.
Saat aku melewati lorong di dekat pagar, aku sempat melihat
seorang namja dan yeoja sedang bercengkerama di sana. Eh, bukankah yeoja itu Eun Hee, panitia camping minggu lalu? Jadi, itu
pacarnya? Ya, aku ingat Eun Hee yang sudah mau membantuku dengan memberikan
benda aneh dari luar angkasa itu. Tapi, aku tak melihat jelas namjanya itu. Dia
memakai topi yang sedikit diturunkan, aku hanya bisa melihat bibir dan
hidungnya. Matanya tak kelihatan.
Ah, untuk apa aku mengurusi orang lain? Urusanku juga masih
banyak. Aku pun segera berlari menuju kelas sebelum disemprot ocehan oleh Mr.
Cho, guru matematikaku.
Author’s POV:
Pelajaran sudah selesai, seluruh siswa keluar dari kelasnya
masing-masing. Beberapa siswa pulang, tapi sebagian lagi masih di sekolah
sekedar bermain basket. Seperti yang dilakukan Henry dan lainnya.
Henry, tidak sendiri saat bermain basket dengan temannya.
Dia ditemani yeojanya, Dongbin. Dia mengajak yeojanya untuk melihat
kemahirannya bermain basket. Di bangku pinggir lapangan, Dongbin bersorak sorai
member semangat pada Henry, padahal tidak ada pertandingan apa-apa. Dia hanya
terlalu bersemangat.
“Lelah? Ini minumnya”
Henry tersenyum dan meneguk sebotol air dingin yang
diberikan Dongbin setelah basket selesai.
“Kau sendirian saja? Mana temanmu?” tanya Henry sambil
membersihkan keringat.
“Eun Hee? Dia pulang duluan. Dia tidak mau kuajak, dia
bilang malas. Ya, akhirnya aku menunggu sendiri” jawab Dongbin.
“Lalu Kyuhyun? Anak akselerasi itu?” mengapa jadi Kyuhyun? Memang dia siapaku? Pikir Dongbin dalam hati.
“kok Kyuhyun sih? Mana aku tahu, aku kan tidak akrab dengan
dia”
“Ya, mungkin saja dia sekedar duduk lihat basket juga. Jangan
ngambek dong” Henry mendekat ke Dongbin dan
mencoba untuk menghiburnya. Yeojanya marah karena dia terus menanyakan Kyuhyun.
“Sudahlah, ayo pulang” Dongbin tidak memperdulikan Henry.
Dia langsung berjalan keluar gerbang sekolah. Tak disangka, mereka berpapasan
dengan Kyuhyun.
“Eh, tidak disangka kita bertemu lagi. Baru saja aku
membicarakanmu” ucap Henry saat berjumpa dengan Kyuhyun.
Sepertinya aku pernah
melihatnya. Oh! Dia yang pergi ke bukit bersama yeoja ini saat camping dulu
kan? Kyuhyun mencoba untuk mengingat-ingat.
“Hanya kebetulan” balasnya cuek. Kyuhyun memang seperti itu,
bersikap cuek pada hal yang dianggapnya tidak begitu penting.
“Nah, kau lihat sendiri kan? Dia cuek sekali. Mana mungkin
aku menyukainya?” kata Dongbin berbisik
pada Henry.
“Hey, aku mendengarnya” tukas Kyuhyun yang sebenarnya
mendengar apa yang dikatakan Dongbin pada Henry. Kau pikir aku tuli? Gerutu Kyuhyun dalam hati.
“Perkenalkan, aku Henry. Terima kasih dulu sudah
menyelamatkan yeojaku” ucap Henry pada Kyuhyun.
“Cho Kyuhyun imnida” balasnya tanpa mengungkit-ungkit
masalah ‘menyelamatkan yeojanya’. Dia tidak begitu peduli.
“Chagi, kajja kita pulang” Dongbin sudah tidak sabar segera
pergi dari tempat itu. Dia tidak tahan melihat Kyuhyun menyueki namjanya terus.
“Baiklah. Sampai ketemu lagi, Kyuhyun”
***
Kyuhyun’s POV:
Selasa waktu itu, aku sengaja berangkat pagi sekali. Aku
berencana mencari ketenangan sebelum aku gagal seperti kemarin saat di taman.
Diganggu oleh yeoja tengil milik Henry, entah siapa namanya itu.
Kelasku, berada di lantai dua dekat laboratirum Kimia. Tanpa
sengaja aku melihat seorang namja yang sudah tidak asing lagi bagiku. Dia
Henry, namja yang baru saja bertemu kemarin.
Aku melihat dia sedang bersama seorang yeoja, tapi bukan
yeoja tengil penggangguku itu. Aku berpikir paling mereka berdua hanya
membicarakan urusan umum. Tapi betapa kagetnya aku saat melihat Henry mengecup
lembut rambut yeoja itu. Dia pikir tidak
ada orang lain di sekolah pagi-pagi begini? Dengan frontalnya dia
berpacaran di balik tangga. Oh tidak. Dia
selingkuh!
***
“Hey, Kyuhyun”
DUAKK!!!
Tanpa sadar, aku memukul wajah Henry yang saat itu sedang
jalan bersama yeojanya. Itu di luar kontrolku. Aku hanya terbakar emosi saat
melihatnya bersama yeoja lain tadi pagi.
Okay, apa yang kau
lakukan Kyuhyun? Cemburu? Anni, kau hanya kasihan pada yeoja pengganggu itu.
Apa ini tindakan yang tepat?
“Hey, Kyuhyun! Kau tak tahu apa yang sudah kau lakukan?
Mengapa kau memukul namjaku, hah?!” yeoja itu berteriak-teriak padaku, sambil
menatap kasihan pada namja brengsek itu.
“Neo… paboya yeoja!” kemudian aku langkahkan kakiku menjauh
dari mereka. Dari namja brengsek dan yeoja bodoh.
TO BE CONTINUE
0 komentar:
Posting Komentar