Minggu, 10 Juni 2012

(ONESHOOT) On Rainy Days



Title           : On Rainy Days
Author      : Nur Halimah (@im304)
Genre       : Romantic, Dramatic, Sadis, Yadong, Garing (?) *tentukan sendiri!
Rating       : PG +13
Length      : Oneshoot
Cast           :
·         Baekhyun EXO-K
·         Luhan EXO-M
·         Han Eun Ri (ocs)
·         Lee Yoon Seo (ocs)
·         Other..

ANNYEONG~.. haihaihai, saya datang bawa FF baru nih ^^. Aslinya sih selingan, karena saya punya project FF Chaptered. Tapi berhubung saya sedang mengalami EXO fever terutama pada Baekhyun, Luhan, Sehun dan Kai.. maka saya bikin FF yang castnya EXO. Ini ada Baekhyun dan Luhan dulu, Sehun dan Kai serta yang lain menyusul lain kali ya (^^)v
Oh ya, selain itu alasannya.. FF ini terinspirasi dari novel yang saya baca. Ini bukan menjiplak lho ya, banyak yang saya ubah sesuai dengan alur pemikiran dan imajinasi saya :)

Langsung aja ke cerita.. Readers yang baik, tolong yah nanti RCL FF ini.. menerima kritik dan saran.

WARNING!!
Banyak typos, alur ngga jelas, sulit dipahami, bikin pusing, bikin ngantuk, banyak ‘yadong’nya, de el el. GA SUKA GA USAH BACA ! YANG SUKA SILAHKAN BACA ^^.. SILENT READERS, GO OUT!!

SAY NO TO PLAGIATISM AND NO BASHING!!

~HAPPY READING~

Prolog:
Sometimes love means letting go when you want to hold on tighter”

Eun Ri’s POV:
Namaku Han Eun Ri, biasa dipanggil Eun Ri. Umurku 20 tahun, tapi harus menunggu tiga bulan lagi. Aku, tinggal di sebuah rumah sewaan yang tidak terlalu besar. Aku tinggal sendiri di sana, karena orang tuaku bekerja di China dan kakak laki-lakiku juga bekerja di sana.

Aku bekerja sebagai pelayan di Chanhyang Coffee. Aku bekerja paruh waktu, karena aku juga harus melanjutkan kuliah. Penghasilan yang aku dapat sudah cukup untuk membiayai kuliah dan mencukupi kebutuhan hidupku.

“Selamat datang di Chanhyang Coffee. Mau pesan apa?”

Dua orang namja berkacamata hitam kini sudah berdiri di depan. Mereka mengenakan jaket kulit dan lebih berpenampilan seperti detektif. Satu namja berambut agak kuning, satunya lagi berambut coklat.

“Aku Creamy Coffee satu. Kau apa?” kata si rambut pirang memesan.

“Aku Luwak Coffee saja” sahut si rambut cokelat. Eh, seleranya kopi luwak?

“Baik. Semuanya 7000 won. Silahkan menunggu sebentar, ya” mereka membayar dan pergi ke meja nomor 13. Sedang aku segera membuatkan kopi pesanan mereka.

“Ini Creamy Coffee dan Luwak Coffee nya. Gamsahamnida, selamat menikmati” setelah kutaruh pesanan mereka di meja, aku segera kembali ke tempat. Tapi belum sempat aku melangkah, tanganku ditarik oleh pelanggan berambut kuning.

“Mianhamnida, saya harus kembali bekerja. Mohon lepaskan saya” pintaku lalu menampisnya.

“Eun Ri, kau lupa padaku?” dia tahu namaku?
Aku kembali menoleh padanya dan menatapnya penuh tanya. Emang kenal ya? Beberapa saat kemudian, namja berambut kuning itu membuka kacamata gelapnya dan tersenyum padaku.

“Luhan!?” pekikku tak percaya. Ya, Luhan, chinguku di SMA. Kami memang bisa dibilang akrab karena sering pulang bersama, mengerjakan tugas bersama, bahkan dia sering bermain di rumahku sekedar untuk menemaniku.

“Jangan keras-keras” dia memberiku isyarat untuk tidak menyebut namanya keras-keras. Oh iya, aku lupa, dia sekarang kan sudah sukses menjadi penyanyi, seperti impiannya. Luhan, EXO M.

“Iya, ini aku, Luhan” ucapnya pelan sambil tersenyum. Aku rindu senyumnya yang membuat hatiku teduh.

“Hey, sebenarnya aku ingin memelukmu karena sudah lama tidak bertemu. Tapi kalau kau sudah jadi terkenal begini, sepertinya harapanku tidak akan terjadi” ucapku pada Luhan sambil memukul pelan lengannya. Memang kami sudah lama tidak bertemu dan kontak-kontakan. Dia sangat sibuk dengan trainee nya di SM Entertainment.

“Lain kali kau bisa memelukku, sepuasmu. Tapi tidak di sini ya?” balasnya sambil menarik-narik rambutku tapi tidak terlalu keras. Ya, ini kebiasaan yang sering dilakukan Luhan setiap bersamaku sejak SMA.

“Oh ya, kenalkan. Ini temanku, Byun Baekhyun. Kau tahu kan?” tukas Luhan, mengenalkan Baekhyun padaku. Baekhyun? Siapa yang tidak kenal dengan namja bersuara merdu ini? tentu saja aku kenal (^o^)

“Eun Ri imnida, bangapseumnida” ucapku berkenalan. Sedikit kesal sih memang, karena dia hanya membalas senyum yang terlihat seperti dipaksakan. Yah, tak heran jika sikapnya dingin. Hampir semua orang terkenal akan seperti itu untuk mempertahankan popularitasnya (?).

“Luhan, Baekhyun, aku kembali bekerja ya? Kapan-kapan kita lanjut lagi” tak mendapat respon yang kuharapkan dari Baekhyun, aku beralih untuk bekerja lagi.

Baekhyun’s POV:
Luhan masih senyum-senyum sendiri setelah yeoja bernama Eun Ri itu pergi untuk kembali bekerja. Aku penasaran, sebenarnya apa yang menarik dari yeoja biasa-biasa seperti itu?

“Kau ini, berhentilah tersenyum. Kebablasan tanggung sendiri lho” ucapku tak tahan melihatnya terus-terusan tersenyum.

“Biar saja, aku tak menyangka bisa bertemu dengannya. Ini kali pertama kami bertemu setelah lama berpisah” balas Luhan.

“Dia yeojachingumu kah?” tanyaku cuek. Aku tidak begitu tertarik sebenarnya, yeoja itu terkesan biasa.

“Anni. Kami hanya berteman dekat, aku belum berani menyatakan perasaanku sendiri”

“Sebenarnya apa yang menarik dari dia sih? Kelihatannya kamu sangat tertarik padanya”

“Dia itu yeoja paling beda dari yeoja lain. Dia itu tomboy, tapi ada kesan manisnya. Dia selalu tampak ceria walau sebenarnya sedang dihadang masalah. Pokoknya dia itu sangat menarik” jelasnya.

“Tapi dia tidak mungkin kan menarik kolormu?” komentarku nyleneh.

“Kau gila? Hal itu mungkin saja terjadi kalau aku sudah menikahinya nanti” balasnya yang dipadukan dengan menginjak kakiku di bawah meja. Aww..

“Ya terserah kau saja” ucapku menyerah.

Author’s POV:
Kini Baekhyun sedang ada di taman kota. Dia sendiri di sana, tanpa ada temannya satu pun. Dia memang artis yang paling ekstrim, berani muncul di depan umum dengan penyamaran seadanya.

“OMO! Itu Baekhyun EXO kan? Hyaaaaaa” seru seorang yeoja setelah melihat Baekhyun yang melepas sebentar topinya. Mereka bergerombolan pun segera berlari dan menyerbu Baekhyun untuk sekedar melihat idolanya dari dekat.

Baekhyun sendiri yang melihat dia sedang berada di situasi buruk pun tidak bisa berbuat apa-apa. Orang-orang menghalangi jalanya untuk kabur dari kerumunan itu. dia hanya bisa berharap managernya datang dan menyelamatkannya dari situasi itu.

Tiba-tiba seseorang menggenggam tangannya dan menariknya untuk berlari. Mereka terus berlari untuk mencari tempat aman dari penggemar-penggemar Baekhyun yang mengerumuninya tadi. Mereka berhasil bersembunyi di belakang gedung salah satu restoran di Seoul.

“Bagaimana kau bisa tahu aku sedang berada di situasi darurat seperti tadi?” tanya Baekhyun pada penyelamatnya, Eun Ri. Ya, Eun Ri yang sudah membawanya lari dari kerumunan itu.

“Tentu saja aku tahu. Di lihat dengan sedotan pun bisa terlihat kau sedang dalam masalah. Makanya lain kali hati-hati kalau menyamar. Jangan hanya memakai topi dan kacamata saja” balas Eun Ri datar. Mungkin ini balas dendamnya saat Baekhyun tidak membalas perkenalannya dengan baik. Di depan Luhan pula.

“Arraseo, gamsahamnida sudah menyelamatkanku. Jujur saja, aku hampir pingsan di jalan karena kau lari cepat sekali, Eun Ri” kata Baekhyun sambil meneguk minuman kaleng yang diberikan Eun Ri padanya.

“Itu karena kau berlari lebih lambat dari siput” mendengar itu, Baekhyun manyun dibuatnya. Sebal.

“Baekhyun, mianhae. Aku harus pergi sekarang. Aku ada kuliah hari ini. bye” Eun Ri kembali berlari meninggalkan Baekhyun agar tidak terlambat kuliahnya. sedangkan Baekhyun melongo melihat Eun Ri berlari cepat menuju kampusnya. Dia memang bukan yeoja biasa.

Eun Ri’s POV:
“Selamat datang di Chanhyang Coffee. Mau pesan apa?” sapaku seperti biasanya, juga pada namja bertopi putih itu.

“Seperti biasa” balasnya datar dan mengeluarkan uang pas untuk membayar. Bosan juga sih aku melayaninya hampir setiap hari. Tapi bagaimana lagi? Bosan atau pecat, itu pilihan yang menyulitkan.

“Silahkan menunggu sebentar, terima kasih” ucapku singkat. Aku tidak mau mengulur waktuku hanya untuk berbincang-bincang tidak penting dengannya.

“Aku sudah bilang pada bosmu, kau boleh menemaniku minum kopi” katanya yang belum juga pergi. Sebenarnya apa maunya?!

“Mianhamnida, shireoyo” balasku sambil meletakkan pesanan di mejanya. Dia menatapku, dengan tatapan datar seperti biasa. Aku pun tidak tahu apa maksudnya datang setiap hari hanya untuk mengamatiku atau apa pun itu aku tidak tahu. Tapi itu sungguh membuatku terganggu!

Dia menahanku untuk pergi, dengan segera aku menampisnya. Apa-apaan ini?

“Tolong lepaskan aku! Aku harus kembali bekerja” pintaku mencoba sabar. Tapi, nihil!

“Baekhyun!! Lepaskan!!” kali ini kesabaranku habis. Tak peduli orang lain menatap penasaran pada Baekhyun yang menyamar dengan topinya. Dengan begitu, dia melepaskan tanganku tanpa menahanku lagi. Huh!

Luhan’s POV:
“kau tertawa?” Baekhyun menimpalkku dengan bantal di kursi mobil. Tapi ini tak membuatku berhenti menertawainya.

“Pantas saja kau diperlakukan seperti itu, sikapmu seharusnya lebih lembut padanya” kataku memberi saran. Baekhyun bercerita kalau dia ditolak Eun Ri untuk sekedar minum kopi bersama. Sebenarnya ada perasaan mengganjal kalau Baekhyun ingin mengajak Eun Ri minum kopi bersama, tapi Baekhyun bilang itu sebagai balasan terima kasih karena dulu sudah menyelamatkannya dari kerumunan fans.

“Mungkin kau tidak direstui untuk merebutnya dari Luhan” celetuk Chanyeol di belakangnya. Baekhyun hanya melirik ke arah Chanyeol dan manyun. Dasar.

“Luhan, besok temani aku ke sana ya? Ajak dia minum kopi bersama. Kalau denganmu pasti dia mau” ucap Baekhyun memelas. Ah, dia ini. apa tidak malu dilihat saeng-saengnya di belakang?

“Kau yang traktir ya?” candaku.

“Ne..” balasnya sambil memasang ekspresi datar. Hahaha ^^

Baekhyun’s POV:
Hari itu aku datang lagi seperti biasa ke Chanhyang Coffee. Dengan tujuan yang seperti biasa juga, untuk menemui Eun Ri.

“Mau apa lagi? Shireo!” tolaknya lagi setelah aku mengajaknya untuk minum bersama sebagai balas budi tragedi dulu. Susah banget ya? Luhan mana lagi?

“Aku pesan Coffee Milk sama Brownies nya satu ya. Eun Ri, ayo ikut! Baekhyun yang traktir lho” nih nih, umur panjang nih Luhan.

Kulihat wajah Eun Ri menjadi sumringah setelah Luhan datang. Huh, apa ini? dia pilih kasih? Tadi aku yang datang saja hampir diusir u,u

***
Panaaass!
Memang ya, tidak enak kalau kita jadi obat nyamuk. Niatnya kan biar aku bisa dekeet gitu sama Eun Ri, eeh, si Luhan malah mulai duluan. Ditinggal ngobrol berdua deh, kacang –‘

Tapi, di sisi lain aku senang pada momen ini. aku bisa melihat senyum Eun Ri walau dia tersenyum dan tertawa pada Luhan. Mungkin ini adalah yang pertama kalinya melihat Eun Ri tertawa lepas seperti itu. andaikan saja yang tertawa bersamanya itu aku…

“Eh, Bacon, jangan ngelamun” aku tersentak mendengar Eun Ri berbicara padaku. Bacon?

“Kok Bacon sih?” tanyaku pura-pura marah. Eh, dia malah tertawa lagi bersama Luhan. Apa sih??

“Luhan yang kasih tahu aku. Kamu sih kemana aja? Suara kami tidak sampai ke telingamu apa?” aku melihat yeoja itu tertawa, tertawa menghadapku. Aku bisa melihat keceriaan yang menutupi beban hidupnya. Ya, aku sudah mendengar seluk beluk kehidupan Eun Ri lewat cerita Luhan.

“Baek, aku ke belakang dulu ya?” kata Luhan tiba-tiba sambil mengerlingkan mata. Oh, aku tahu maksudnya. Aku dikasih ampasnya..

“Jangan lama-lama” balasku pura-pura cuek. Sebenarnya dalam hati, aku senaang sekali bisa berdua –akhirnya- dengan Eun Ri. Hahaha :D

“Eumm, Eun Ri.. aku ingin berterimakasih padamu karena dulu sudah menyelamatkanku. Aku belum sempat membalasnya” kataku dengan sedikit gugup. Takut kalau dia jadi berubah 180 derajat setelah ditinggal Luhan.

“Cheonma. Aku tidak mengharap balasan kok, aku ikhlas menolongmu. Cuma kelewat waktu yang tidak pas, aja” balasnya sambil tersenyum padaku. Senyum manis yang semakin mengguncangkan hatiku. Bagaimana ini? aku jadi salah tingkaah :o

Dia meminum kopinya dan meninggalkan bekas di sudut bibirnya. Apa yang harus kau lakukan Baekhyun? Jangan bilang kau akan membersihkan bekas kopinya dengan mencium bibirnya..

“Eun Ri..” aku mulai mendekati wajahnya. Turun, dan berhenti di bibirnya. Kuangkat jariku untuk membersihkan bekas kopi di bibirnya. Jantungku, benar-benar berdebar cepat saat hendak mengusap bibirnya. Sungguh, aku ingin mengecup lembut bibir kecil yang manis itu…

Aku terus menatap bibirnya, hingga jarak antara kami berdua hanya tinggal beberapa sentimeter. Apa aku bisa melakukannya sekarang? Aku selalu menanyakan itu pada hatiku sendiri, tapi, tak kunjung ada jawabnya.

Kemudian aku menatap kedua matanya yang berbinar. Seakan meminta izin padanya, bolehkah aku mengecup bibir yang sudah menggodaku itu. dia mengerjap satu kali, dua kali. Kurasa itu jawaban iya.

Aku kian mendekat, mendekat padanya. Hingga…

“Baekhyun..” aiiisshh TT

Yoon Seo’s POV:
“Baekhyun..”
Tak sengaja saat aku minum kopi di Chanhyang Coffee, aku melihat sesosok Baekhyun. Ya, Byun
Baekhyun EXO K yang juga temanku, oh tidak, pacarku saat di SMA. Tapi..

“A..apa yang kau lakukan?” tanyaku saat melihatnya mendekat pada seorang yeoja –yang sepertinya pelayan di Chanhyang Coffee.

“A..akku..”
“Dia baru saja membersihkan bekas kopi yang tertinggal setelah kuminum tadi. Jadi, mohon jangan salah paham” sahut yeoja itu.

“Arraseo” balasku pendek. Aku mengambil kursi di dekat Baekhyun, dan duduk di sampingnya. Mengajak berbincang-bincang dengannya.

“Mianhamnida. Aku harus kembali bekerja. Baekhyun oppa, gamsahamnida” yeoja itu menundukkan kepala sekali kemudian pergi kembali bekerja. Kulihat ekspresi Baekhyun sedikit muram. Ada apa dengan Baekhyun dan yeoja itu?

“Chagi.. kau punya selingkuhan ya?”

“Selingkuhan apa? Chagi apa?”

“Kita.. masih pacaran kan?”

“Yoon Seo, aku sudah mengatakan sejak dulu. Ini semua sudah berakhir. Aku tidak sanggup LDR denganmu” mendengar itu, aku lemas apa adanya. Baekhyun..

“Apa hanya karena itu kita harus berhenti sampai disini?” tanyaku getir. Kumohon Baekhyun…

“Anni. Karena ada seorang yeoja yang mengisi hatiku, Yoon Seo. Tapi bukan kau” balasnya santai. Seakn badan ini sudah tidak bertulang lagi, aku, tidak sanggup melakukan apa-apa. Mwoya?!

“eh, siapa yeoja ini, Baekhyun?” seorang namja berdiri di depan mejaku. Menatapku dengan senyum yang bisa kulihat. Tapi, ini masih belum bisa membius hatiku yang terasa sakit.

“Luhan, kau lama sekali ya? Kita pulang sekarang ne? Yoon Seo, aku pulang dulu ye?” ucap Baekhyun kemudian menarik namja yang bernama Luhan itu, pergi. aku, terduduk lemas dan menangis. Tak peduli orang melihat ke arahku. baekhyun,aku tak menyangka kau akan seperti ini..

Eun Ri’s POV:
Ini bukan hanya dua atau tiga kali namja itu mengajakku makan siang bersama. Parahnya, dia selalu mengajak Luhan. Itu yang membiusku agar tidak menolaknya.

“Baekhyun, apa yang kau lakukan pada yeoja waktu itu? kau membuatnya menangis, apa karena salah paham dengan kita?” tanyaku pada Baekhyun yang asik menikmati kopi luwak favoritnya. Herannya, mengapa namja itu tak juga menjadi luwak? *?*

“Aku tidak mengatakan maupun melakukan apa-apa. Aku hanya bilang padanya kalau hubungan kami sudah berakhir. Itu saja” jawab Baekhyun, masih sempat tersenyum. Namja macam apa itu?

“Kau ini bisa memikirkan perasaan seorang yeoja tidak sih? Walaupun aku tidak merasakan apa yang dia rasakan, tapi..”

Dia menghentikan ucapanku dengan menarikku pergi dari ruang. Apa ini?

“Mwoya?!”

“Katakan apa keluhanmu selama aku terus berkunjung ke sini” tatapan saat dia menatapku, bukan tatapan Baekhyun yang dingin. Ini, cukup membuatku grogi.

“Arraseo. Pertama, mengapa kau terus-terusan ke sini, hanya pesan satu cangkir kopi luwak tapi duduk lama hanya untuk mengamati aku bekerja? Kedua, mengapa kau selalu memandang aneh setiap aku berbincang-bincang dengan Luhan? Ketiga, mengapa kau tolak yeojamu waktu itu? aku kasihan me….”

Dia menutup bibirku untuk bicara dengan jari telunjuknya.
“Semua aku lakukan karena aku menyukaimu, Eun Ri. Tidakkah kau tahu itu?” ucap Baekhyun menghentikan detak jantungku. What? Menyukaiku?

“Ta..tapi..”
“Apa kau tak tahu, saat kau bersenda gurau dengan Luhan, itu membuatku cemburu? Aku selalu berharap, yang bersenda gurau denganmu itu aku, yang tertawa bersamamu itu aku. aku mengajak Luhan agar kau mau makan bersama denganku. Tapi kenapa harus Luhan?”

Seakan lidahku kabur dari situasi ini, aku tak bisa mengatakan apa-apa. Perlahan, aku mencerna kembali kata-kata yang keluar dari mulut Baekhyun. Okay, aku mengerti kalau Baekhyun menyukaiku dan mulai cemburu saat aku dengan Luhan. tapi, di sisi lain aku juga mengerti kalau Luhan juga menyukaiku. Lalu aku harus bagaimana?

“Minggir” kemudian aku kembali bekerja agar bisa menstabilkan detak jantungku yang sempat tidak karuan setelah mendengarkan si Bacon menyatakan perasaannya padaku.

Author’s POV:
Malam itu, cuaca di luar Chanhyang Coffee cukup tidak baik. Awalnya hanya gerimis, namun lama kelamaan rintikan hujan semakin banyak.

Di luar, Eun Ri berlari kecil agar segera sampai di halte bus. Memang, kalau keadaan hujan seperti ini bus jarang lewat. Dia terus berlari dalam hujan juga karena diikuti oleh seorang namja, Baekhyun.

“Eun Ri, katakan ya!” teriak Baekhyun melangkah di belakang Eun Ri.

“Apa kau tak tahu ini hujan? Mengapa kau masih saja mengikutiku? Bagaimana kalau kau sakit?” Eun Ri berhenti melangkah dan menengok ke belakang, memastikan apakah namja itu masih hidup atau tidak.

“Yang penting kau katakana ‘ya’, itu sudah membuatku senang. Ayolah, Eun Ri, terima saja aku” ucap Baekhyun sedikit menggigil sambil berpegang pada tangan Eun Ri yang juga basah diguyur hujan.

“Kau gila? Tak ada kisah seorang bintang berpacaran dengan pelayan kedai sepertiku” balas Eun Ri sedikit berteriak karena hujan semakin deras.

“Aku tidak peduli. Kau tolak aku, aku mati” Baekhyun tetap berpegang teguh pada kata-katanya. Dia terus berjuang agar yeoja itu menerima perasaan Baekhyun padanya.

“Mianhamnida, Baekhyun. Aku tidak bisa..” Tapi, sungguh disayangkan. Eun Ri menampis tangan Baekhyun yang menggenggamnya tadi dan pergi. Dia sedikit resah untuk meninggalkan Baekhyun.

BRUGG!!
Mendengar suara itu tiba-tiba, Eun Ri kembali menengok ke belakang.“Baekhyun!!”

Eun Ri’s POV:
“Baekhyun, ireona!” aku mengangkat kepala Baekhyun dan menepuk pipinya agar bangun. Tapi nihil.

“Aku tidak peduli. Kau tolak aku, aku mati” suara Baekhyun itu terngiang di telingaku. Ah!

“Hey, kau jangan berakting begini ya? Aku tahu kau hanya bercanda. Ireona” aku mencubit hidungnya agar menyerah. Tapi tak ada reaksi.

“Baekhyun, ireona, jebal. Kau jangan membuatku semakin bersalah karena kau kira aku menolakmu. Aku memang tidak bisa, Baekhyun, aku tidak bisa menolakmu. Saranghae.. tolong jangan seperti ini.. hhuhu” aku menangis saat itu. ada rasa menyesal karena tadi sempat berpikir untuk menolaknya.

“Jinjayo? Aku tahu kau tak akan menolakku, Eun Ri. Gamsahamnida. Saranghaeyo~” apa ini? namja itu bangun tiba-tiba kemudian mencium pipiku. What? Jadi dia berakting? Huh!

Baekhyun’s POV:
Malam itu adalah malam indah yang aku lalui dengan Eun Ri. Ya, rintik-rintik hujan menjadi saksi antara aku dan Eun Ri. Aku senang dia mau menerima perasaanku, dan menjadi pacarku. Meski harus menghadapi dinginnya malam yang juga hujan saat itu.

“Ternyata aku punya bakat acting ya?”
“Anni, kau punya bakat lebih untuk jadi penipu. Puas kau sudah membuatku jantungan?”
“Apa pesona saat acting tadi membuatmu jantungan?”
“Aissh, bukan itu. aku khawatir kalau kau mati saat itu juga. Sudah malam, hujan deras, tidak ada orang lagi. Rencananya aku akan menyeretmu ke belakang halte dan menguburmu di sana” hah, yeoja ini sadis sekali :o

“Chagi..” tidak ada balasan.
“Chagi…” lagi.
“Eun Ri!!” akhirnya dia menoleh “Euumb?”
“Kau ini pacarku, mengapa kupanggil chagi tidak membalas?” ucapku pura-pura marah. Dia hanya menganggukkan kepala. Hossh,,

“Chagi..”
“Eummb?”
“Poppo” pintaku manja. Dia menoleh ke arahku dengan wajah kaget.
“Kau gila? Bagaimana kalau ada yang melihat?”
“Mana mungkin ada orang lewat hujan deras begini hanya untuk melihat kita berciuman?”

Dia tidak menggubrisku, mencoba mengalihkan pandangan dariku. Ouh, apa harus aku yang memulainya?

“Chagi..”
“Apa la.. Eummphh”

Tolong, hentikan waktu saat ini juga. Biarkan aku menikmati betapa manisnya berciuman dengannya di bawah hujan seperti ini. akhirnya aku mendapatkanmu, Eun Ri. Saranghaeyo :)

Eun Ri’s POV:
“Chagiya.. kita mau pergi kemana?” tanyaku pada namjachinguku, ya, Byun Baekhyun :)
“Sudahlah, ikut saja” ouh, baiklah..

@Halte bus
“mau apa kita di sini?” tanyaku pada Baekhyun. Dia membawaku ke tempat yang menyatukan perasaan kami 3 bulan yang lalu. Ya, tempat penuh kenangan di bawah hujan.

“Chagi, katakan padaku kalau kau mencintaiku” ucapnya dengan senyum, tapi tak seperti biasanya.

“Saranghaeyo, Byun Baekhyun” balasku sesuai permintaannya. Ya, aku memang mencintainya.

Dia memelukku, erat. Seakan dia tidak ingin aku pergi jauh darinya. Hangat, ya, pelukan dari Baekhyun selalu terasa hangat untukku. Walau berbagai masalah tak henti-hentinya mendatangiku.

“Nado saranghae, Han Eun Ri” kemudian dia melepaskan pelukkan, dan tersenyum, getir.

“Ada apa Baekhyun? Apa ada masalah? Wajahmu berbeda hari ini”

Dia menatap mataku, aku bisa melihat ada sesuatu yang tersembunyi di balik matanya. Lalu dia memberiku kertas tebal berwarna merah muda, semacam kertas undangan.

“Mianhamnida, aku melakukan semua untuk kau dan juga ibuku, Eun Ri. Aku tidak bisa melihatmu terus-terusan diganggu oleh ibuku”

Kurasa, mataku mulai terasa panas. Tak tahan, tetesan air mataku mulai keluar dan turun hingga membasahi kertas undangan ‘Pertunangan Byun Baekhyun & Lee Yoon Seo’. Nafasku sesak, badanku bergetar tidak sanggup menerima ini semua.

“Baekhyun, tapi ini begitu cepat..” akhirnya aku menangis di bahunya. Dia mengelus lembut rambutku, yang basah terkena hujan.

“Jeongmal mianhae, chagiya. Aku juga tidak tahu akan seperti ini jadinya.” Kemudian dia mengusap butiran air mata yang membasahi kedua pipiku.

Dengan sedikit berjinjit, aku mencoba mendekatkan wajahku dengan wajahnya. CUP!

Di sini, di tempat ini, untuk kedua kalinya dan mungkin untuk terakhir kalinya kami berciuman di tempat penuh kenangan ini.

“Eummphh..” desahnya di sela ciuman pahit itu. aku terus mencium bibir Baekhyun dalam tangis, tak peduli dia mencoba untuk melepasnya, tak ingin aku terluka.

Biarkan ciuman di bawah hujan ini, menjadi ciuman terakhir sebelum kau hidup bersama yeoja lain, Baekhyun…

Luhan’s POV:
“Sudah siap?”

Eun Ri mengangguk dan tersenyum tipis. Dia cantik hari ini, tapi tidak secantik hari-hari sebelumnya. Hari-hari sebelum namjanya bertunangan dengan yeoja lain.

Kemarin, Baekhyun datang padaku dan menyuruhku untuk menjaga Eun Ri, yeojanya. Aku hampir saja lepas kendali untuk memukul wajahnya karena emosi. Bagaimana mungkin dia menghentikan cerita mereka sampai di sini setelah berjalan selama tiga bulan ini?

“Luhan, apa aku terlihat jelek?” tanya yeoja malang itu.

“Anni, kau cantik, Eun Ri” balasku dengan senyum menghiburnya. Aku tahu, dia pasti menangis semalaman. Tak kuasa menghadapi kenyataan bahwa namjanya akan meninggalkannya karena yeoja lain.

***
“Chukkahamnida, atas pertunangannya” ucap Eun Ri tersenyum sambil memeluk Yoon Seo, tunangan Baekhyun.

“Gamsahamnida atas kedatangannya” balas Yoon Seo.

Aku pun memberi ucapan selamat kepada Yoon Seo. Hingga aku berhenti untuk memandang Eun Ri yang memberi ucapan selamat kepada Baekhyun, namjanya.

“Chukkahamnida, Baekhyun. Semoga kau bahagia dengannya. Jangan kau buat dia menangis lagi ne? haha” ucapnya mencoba sambil tertawa. Tapi aku tahu, di balik itu, dia menahan pedih. Mengucapkan selamat pada namjanya sendiri yang bertunangan dengan yeoja lain, pasti sangat menyakitkan.

Baekhyun hanya tersenyum tipis, tak tega melihat tawa getir yeoja yang dicintainya itu. aku tahu.

“Chukkahamnida” ucapku memberinya selamat atas pertunangannya.

“Luhan, tolong jaga dia” aku hanya tersenyum dan segera menyusul Eun Ri.

***
“Kau mau makan apa, Eun Ri?”

“Ramen saja”

Aku berhenti pada restoran ramen di pinggir jalan pusat kota. Aku dan Eun Ri akan makan ramen di sana.

“Ramennya datang, selamat makan, Eun Ri”

Kuseduh kuah ramen yang masih panas itu, sesekali aku melirik ke arah Eun Ri yang tidak bersemangat makan ramennya.

“Eun Ri, kau menangis?”

Eun Ri’s POV:
“Eun Ri, kau menangis?”

Aku tak sadar sudah menangis dan diketahui Luhan. Kulihat ramen di mangkukku itu, tapi yang terlintas adalah Baekhyun.

“Ramennya panas, Luhan” ucapku bohong. Tapi aku tak bisa kalau harus menahan tangisku.

Kemudian aku menengok ke luar pintu. Hujan. Mengapa di saat seperti ini harus hujan? Aku kembali menangis, kemudian aku kembali memakan ramenku walau panas.

“Hentikan, Eun Ri. Itu masih panas” tukas Luhan menahanku untuk makan.
“Ini enak, Luhan. ayo dimakan” ucapku pada Luhan.

Kemudian Luhan melangkah ke arahku dan memelukku dari belakang, semakin membuatku terisak. Aku ingat akan sosok Baekhyun yang selalu memelukku dengan penuh kehangatan. Tak peduli dimana kami berada.

“Jangan menangis lagi, Eun Ri. Aku akan selalu menjagamu” Luhan bersimpuh di bawah, hingga aku lebih tinggi darinya. Kulihat dia tersenyum penuh perhatian padaku.

“Luhaaan” aku kembali terisak di pelukkan Luhan. dia memeluk erat tubuhku, berusaha menjadi sandaran aku menangis.

Memang, aku baru menyadari sekarang. Hujan, tak selamanya membawa kenangan indah. Terkadang hujan membawa pedihnya kisah yang menyakitkan hati. Rintik-rintik hujan itu, mengingatkanku akan kenangan indah bersama Baekhyun. Juga mengingatkanku akan pedihnya kisahku dengan Baekhyun, yang harus berhenti sampai disini.

END
Hiks hiks hiks.. gimana nih readerdeul ceritanya? Niatnya mau bikin yang romantis, tapi akhirnya jadi yadong. Ya udah jadi begini ceritanya :p

Komen-komen nya dooong.. apa yang kalian pikirkan tentang ‘On Rainy Days’ ini, silahkan komen di bawah ini. don’t be silent readers ya :D

Gomawo sudah mau baca FF ini. kurang lebihnya saya mohon maaf, bye bye :))

10 komentar:

Unknown mengatakan...

imah jahat sekali ngebuat aku nangis :"
ini kereen!

HyeKyu mengatakan...

hahaha, gamsahamnida sudah baca :)
ya, begitulah. sebenernya cast pengen tak bikin kita berdua, tapi ga jadi. nanti ada yang tersakiti *halah ;p

Anonim mengatakan...

thor, ceritanya nge-JLEB bgt di hati!! smpk q mw nangis gk bs bayangin nahan rasa sakit hati di depan orabg yg di cintai yang udah bikin sakit hati kita! Y_Y

Anonim mengatakan...

Kasihan banget Yha

Anonim mengatakan...

Nangis min, hiyyaaa T_T
Omo omo Baekhyun, kesian amat elu, ah tragis! oh tidak gue ga bisa bayangin jangan2 nasib cinta gue kayak gini. oh tidak! T__T
Mimin tanggung jawab ane nangis nih! T_T

Unknown mengatakan...

apa yadong nya..
ini mah.. bagus..bgt..
gak ada yadongnya
yadongnya cuma 'poppo' mah gakpapa
bagus..bagus..

Anonim mengatakan...

Huaaaa~~~ keren banget yak. suka deh. kutipan di akhir ff mengena banget >< bagus chingu (y)

Unknown mengatakan...

Aki nangisssssssss

Unknown mengatakan...

Aki nangisssssssss

Unknown mengatakan...

Thor tanggung jawab lu thor.. gw nangis kejer nih ToT
Tapi, ff nye keren~ daebak dah!!!

Posting Komentar