Senin, 29 Oktober 2012

Fanfiction : Be Mine (Chapter 9)


Title           : Be Mine [Chapter 9]
Author      : Nur Halimah (@NHalimaah)
Genre       : Romantic, Dramatic, Fiksi, Horor, Konyol, Yadong, Garing (?) *tentukan sendiri!
Rating       : PG +13
Length      : Multi Chapter
Cast           :
·         Cho Kyuhyun – Super Junior
·         Henry – Super Junior
·         Lee Dongbin
·         Lee Eun Hee
·         Shin Min Hwa
·         Other…

Annyeong readerdeul!! Balik nih bawa Chapter 9. Yang kemarin gimana? Semoga ga bikin pusing ya alurnya ^^. Hope you like it :D

Langsung aja ke cerita.. Readers yang baik, tolong yah nanti RCL FF ini.. menerima kritik dan saran.

WARNING!!
Banyak typos, alur ngga jelas, sulit dipahami, bikin pusing, bikin ngantuk, bikin laper, de el el. GA SUKA GA USAH BACA ! YANG SUKA SILAHKAN BACA ^^.. SILENT READERS, GO OUT!!

SAY NO TO PLAGIATISM AND NO BASHING!!

~HAPPY READING~

Previous Story:
Dengan malas, Dongbin meraih ponselnya yang tergeletak di sampingnya. Siapa sms malam-malam begini? Rutuk Donbin dalam hati.
“Cho Kyuhyuuun, kau membuatku jadi gilaaaaa!!!”

Henry’s POV:
Siang itu, aku pulang setelah bertemu dengan Eun Hee. Ya, dia meminta aku agar kembali padanya, lagi.

“Henry, jebal. Aku masih ingin bersamamu, Henry”

“Mianhae, tapi aku mencintai yeoja lain. Bukan kau”

“Nuguya? Dongbin kah? Henry, tidakkah kau lihat? Dongbin sudah milik Kyuhyun..”

“Buka lebar matamu, Eun Hee. Mereka hanya berpura-pura saja. Mereka tidak pernah akur sebelumnya”

Aku terbawa emosi, kemudian meninggalkan Eun Hee. Entah mengapa, saat mendengar kata ‘Kyuhyun’ emosiku selalu meledak.

Saat berjalan menyusuri taman kota, mataku terhenti pada dua titik. Dongbin dan Kyuhyun. Apa yang mereka lakukan di sana?

“Errhhhm.. lagi bertengkar ya?”


Kyuhyun’s POV:
Dongbin mengajakku untuk bicara di taman kota setelah selesai kuliah. Oh, tidak, lebih tepatnya mengajak bertengkar.

“Kau sengaja membuatku gila ya? Memulai dari awal? Buktinya kau masih cuek-cuek saja padaku”

“Mwo? Lalu aku harus bagaimana? Menempel terus padamu?”

“Errhhhm.. lagi bertengkar ya?” hingga kami tidak menyadari kalau Henry sudah berada beberapa meter dari kami, memandang curiga.

“Bertengkar apa? Kami sedang kencan, kau tidak lihat?” celetuk Dongbin sambil merangkul lenganku. Kencan apa? Kencan untuk memukulku itu ada..

“Jeongmal? Tapi sepertinya tidak untuk Kyuhyun” dia melirik sinis ke arahku. oh, apa?

“Sepertinya tidak apa? Seperti ini?”

Kemudian aku menarik Dongbin dan sedikit merunduk. Chu~
Ya, aku mencium Dongbin, tepat di depan mata Henry. Entah, aku tak yakin apa Henry masih bertahan untuk melihat kami berciuman. Tapi, kurasa tidak. Kudengar hentakkan kaki, tentu itu Henry.
Aku terus melakukannya, tak peduli sebenarnya dia menolak.
Setelah beberapa saat menunggu, akhirnya dia membalasnya, membalas ciumanku. Aku sedikit merasakan sengatan listrik yang menjalar di tubuhku, aku tak tahu itu apa. Tapi tak peduli, biarkan aku menikmati momen ini bersama… calon istriku.

“Sudah cukup, aku pergi” kemudian Dongbin mengakhirinya. Dia mendorongku hingga bibirku terlepas dari bibirnya *?*. Akhirnya namja itu pergi. Dongbin, setelah memandang sekilas kepergian Henry kemudian melirik tajam padaku.

“Cho Kyuhyun, apa yang telah kau lakukan padaku??!”
Dengan segera kutenggelamkan kepalanya ke pelukanku. Biarkan dia merasakan degup jantungku. Sesaat kemudian aku melepaskan dia dari pelukanku. Dan melihatnya….

“Kau tersenyum, Dongbin?”

Dongbin’s POV:
Saat aku berada dalam pelukannya, aku merasakan kehangatan. Dia mampu meredam emosiku setelah dia menciumku tanpa izin, lebih-lebih di depan Henry.

“Kau tersenyum, Dongbin?” Aigo, kurasa pipiku memerah. Apa yang harus aku jawab? jujur atau mati?
“Ne. kau puas?”

***
“Apa tadi itu acting, Kyuhyun?”

“tadi yang mana?”

“enngg, saat kau menciumku..” tadinya aku sempat khawatir dengan jawabannya. Yes or not?!

“Menurutmu bagaimana?” jawabnya sambil tersenyum seperti biasanya. Huh!

Aku tak lagi berkutik dengannya saat berjalan menuju rumah. Hingga sesuatu terlintas di pikiranku.
“Kyuhyun, apa kau benar-benar menyukaiku?”

Hening. Sesaat kemudian… “Hahahhahha” what? Dia terbahak?! Memang ini lucu?

“Ne, aku suka saat kau berhasil aku jaili. Aku suka saat kau marah dan mengejarku kemudian memukulku. Aku suka..”
“Sudahlah, abaikan saja” potongku, sebal. Aku memang menerka, Kyuhyun tidak mungkin menyukaiku.

Aku terus berjalan ke rumah. Oh, mengapa jaraknya semakin jauh?

“Memang mengapa kalau aku menyukaimu?” tanya namja itu, yang mampu menghentikan langkahku.
“Kalau kau menyukaiku, tolong pergi jauh dariku” aku tak sanggup menahan tangisku. Aku berlari terus hingga sampai kutumpahkan air mataku di kamar. Apa yang terjadi, Dongbin? Mengapa kau menangis begini?

Author’s POV:
Dongbin sudah menjalani kuliahnya sudah hampir satu semester. Dalam kesehariannya, Dongbin merupakan mahasiswa yang cerdas hingga mampu menjadikannya sebagai asisten dosen.

“Mianhae, aku sibuk hari ini” tolak Dongbin pelan-pelan pada namja yang menarik tangannya saat hendak pergi.

“Tolong, satu kali saja, Dongbin” pinta namja itu.

Merasa tidak enak hati terus menolak, akhirnya Dongbin menerima ajakannya untuk lunch sebelum kuliah dimulai. “Baiklah”

***
“Henry, sampai kapan kau akan mengejarku? Bukankah aku sudah pernah bilang, aku tidak akan kembali lagi padamu. Bagaimana dengan Eun Hee?”

“Eun Hee, aku sudah mengakhirinya. Sekarang kau tidak perlu memperdulikan dia lagi”

“Andweyo..”

“Wae? Karena Kyuhyunkah? Dongbin, sadarlah! Dia sudah jauh darimu, tak pernah memperdulikanmu lagi. Bertemu sekali pun seperti tidak mengenalmu. Apa kau belum sadar?!”

Dongbin tidak berkutik lagi. Benar apa yang dikatakan Henry, Kyuhyun sudah menjauh. Tak memperdulikan keberadaannya. Tidak mampu membalas Henry, dia hanya tertunduk dalam kesedihan.

“Sudahlah, jangan bersedih. Aku ada untukmu, Dongbin. Beri aku kesempatan” kata Henry setelah menarik Dongbin dalam pelukannya. Dongbin tak membalas pelukan itu, berbicara pun tidak. Dia hanya berpikir, apakah Kyuhyun tidak akan kembali lagi padanya.

“Lepaskan aku” Dongbin mencoba menarik dirinya agar lepas dari pelukan Henry. Kemudian mencoba menghapus titik-titik air mata yang jatuh dari kelopak matanya. Hingga dia melihat sesosok namja yang berdiri di seberang jalan, menatap tajam ke arah mereka.

“Kyuhyuun!!”

Kyuhyun’s POV:
Dengan mood yang sedikit berantakan, aku berniat untuk meredam emosiku di restoran depan kampus. Belum sempat aku menyeberang jalan, aku melihat Dongbin dan Henry yang tampak di kaca restoran tersebut. Aku melihat mereka berpelukan.

Entah berapa lama aku sudah mengamati mereka, aku tidak tahu. Yang aku rasakan, moodku semakin kacau. Apa-apaan ini? Jadi apa sekarang?

“Kyuhyuuun!!” aku tak lagi menengok ke belakang. Aku tahu, itu pasti Dongbin yang berlari mengejarku. Dan dia akhirnya bisa menahanku untuk berhenti.

“Mwoya?” tanyaku sejutek mungkin. Tidak, ini aku benar-benar jutek.


“Kemana saja kau selama ini? aku mencarimu kemana-mana, tapi tidak ada. Sekali bertemu denganmu waktu itu, kau seperti tidak melihatmu. Sebenarnya ada apa? Kau tahu? Kau membuatku khawatir, Kyu. Mengapa seperti ini? kau hampir, oh anni, kau sudah membuatku gila untuk kedua kalinya. Aku..”

“Stand up!” ucapku menyela ocehannya yang berlutut padaku dan menggenggam tanganku. Dan dia berdiri tertunduk di hadapanku sekarang.

“Bukankah kau menyuruhku untuk pergi jauh darimu? Ternyata ini alasannya? Karena kau masih mencintai Henry? Bagus ya! Tidakkah kau tahu, aku tersiksa harus jauh darimu, Lee Dongbin?!” kataku sedikit keras, meluapkan emosi setelah beberapa lama aku mencoba pergi dari kehidupannya.

“Aku tidak mencintai Henry, Kyu. Aku menyuruhmu pergi, karena aku tidak ingin melihatmu pupus kalau aku tidak menyukaimu. Tapi semenjak kau hilang, aku selalu memikirkanmu. Saranghaeyo, Kyu” ucap Dongbin lirih. Dia tertunduk dan menangis, aku tahu itu.

Tidak tahan melihat air matanya jatuh terus menerus, aku berjalan dua langkah mendekatinya dan CHU~.. mengunci bibirnya agar tidak mewek lagi.

Sesaat kemudian kulepaskan dia, tampak rasa kaget di wajahnya. “Nado, saranghaeyo, Dongbin” ucapku dan tersenyum padanya. Kemudian kulihat bibirnya menyunggingkan seulas senyum sembari dia menghapus air matanya. Aku pun memeluknya.

“Seminggu lagi, kita menikah..”
“Eh?!”

Dongbin’s POV:
Three  Days before the marriage..
“Kakek benar-benar menyebalkan. Mengapa tidak dari dulu bilang kalau aku akan dijodohkan denganmu? Tahu begitu aku tidak menolak dan tidak menyuruhmu pergi” celotehku sambil berkaca. Hari ini, aku dan Kyuhyun pergi untuk memilih gaun pernikahan kami tiga hari lagi. Yyaay!

“Cantik. Yang itu saja, ayo kita pulang” kata Kyuhyun setelah memandangiku. Oh, cantik?

“Gaun sependek ini? untuk pernikahan? Kau gila..”

“Kau terlihat lebih, eumm, sexy!” uhh, dasar namja! Kutimpuk saja dengan bantal..

Kemudian aku berganti dengan pakaianku sendiri. Dan mengambil gaun putih yang terlihat anggun itu.

“Kok yang itu tidak dibawa pulang?” tanya Kyuhyun sambil menunjuk gaun ‘sexy’ yang aku pakai tadi.

“Untuk apa itu? yang ini lebih pantas digunakan untuk menikah nanti” jawabku menatapnya heran. Tuh namja demen banget sama gaun itu?

“Ambil saja, pakai itu saat honey moon nanti” kata Kyuhyun sambil mengerling evil ke arahku. Mwoya?! Honey moon pake gaun segala?

“Ne, aku ambil. Tapi kau yang pakai ya?” tukasku setelah mengambil gaun tadi, kemudian menjulurkan lidah pada Kyuhyun. Kupikir dia akan memeluk atau menciumku, eh, di luar dugaan dia malah menjambak rambutku.

“Yak! Calon nampyeon macam apa kau ini?!”

***
Huah! Hari ini cukup melelahkan bagiku. Aku dan calon nampyeonku, Kyuhyun, harus berkeliling Seoul untuk persiapan pernikahan kami besok. Herannya, Kyuhyun lebih semangat daripada aku. Apalagi kalau sudah shopping!

Tiba-tiba terlintas dalam pikiranku, tentang rencana setelah menikah nanti. Ya, honey moon. Mau honey moon kemana? Lalu membawa apa saja? Di sana nanti.. apa yang akan kami lakukan? Errr.. kurasa aku jadi membayangkan yang tidak tidak :o

Drrrttt..drrrttt..

FROM : Lovely Kyu :*
Good nite, chagi.. dream of me.. and our marriage tomorrow :*
SARANGHAEYO…

Membaca tulisan yang tampak pada ponselku, mampu membuatku tersenyum tanpa henti. Bahkan aku merasakan pipiku jadi sakit, karena terlalu banyak tersenyum. Aku tidak berani tertawa berkelanjutan, daripada kebablasan *?*

REPLY TO: Lovely Kyu :*
Good nite, too. NADO SARANGHAE :* :* :*

Author’s POV:
Hari yang dinantikan pun telah tiba. Hari dimana Lee Dongbin, resmi menjadi istri dari Cho Kyuhyun. Acara digelar di rumah besar Dongbin, dengan menggunakan adat Jawa *eh?

Setelah acara resepsi selesai, para tamu berantrian untuk bersalaman dan memberi ucapan selamat kepada Dongbin dan Kyuhyun. Dari semua tamu yang hadir, kebanyakan teman sekampus maupun teman SMA Dongbin dan Kyuhyun dulu. Termasuk Henry dan Eun Hee…

“Chukkahamnida” ucap Henry tersenyum pada Dongbin dan Kyuhyun. Sedikit tampak dari wajah Henry kalau dia sedang tidak begitu good mood. Ya, dia sedih dan kecewa karena terlambat memiliki Dongbin dari Kyuhyun.

“Gamsahamnida..” balas Dongbin dan Kyuhyun bersamaan.

***
“Eomma bilang, kita tidur di kamar atas”
“Mengapa tidak pergi honey moon di tempat lain saja?”
“Besok kita kuliah, Kyuhyuun”
“Bolos sekali saja kan tidak masalah”

Dongbin tidak lagi menanggapi celotehan suaminya, Kyuhyun. Dia hanya menghembuskan nafas panjang setiap kali melangkah menuju ‘kamar pengantin’. Ya, untuk pertama kalinya dalam seumur hidup, dia tidur dengan Kyuhyun, mantan setannya dulu.

“Wooww” gumam Dongbin. Dia tidak menyangka kamarnya akan seistimewa itu. Simple but sweety. Kasur putih dengan bertaburkan bunga membentuk simbol ‘Love’ membuat suasana jadi lebih romantis.

“Kajja, tidur” celetuk Kyuhyun membuyarkan lamunan Dongbin. Mendengar itu, Dongbin tergelak. “Kau.. tidur duluan saja, aku ganti baju dulu”

Dongbin’s POV:
“Kajja, tidur” celetuk namja itu tiba-tiba. Huh, mengagetkan saja!
“Kau.. tidur duluan saja, aku ganti baju dulu” jawabku grogi. Bagaimanapun juga, aku masih harus pandai-pandai beradaptasi untuk tidur di kasur yang sama, malam ini.
Tak lama kemudian, aku bergegas menuju kamar mandi untuk berganti pakaian yang lebih santai dan nyaman aku gunakan untuk tidur. Setelah selesai, aku segera keluar dari kamar mandi.

Mataku membulat seketika, kurasa. Kyuhyun, terlentang di kasur dalam keadaan terbuka. Yah, tanpa memakai baju! Aku tak tahu pasti apa di balik selimut itu dia masih menggunakan celananya atau tidak. Kurasa nafasku jadi sesak.

“Wae? Kau tidak mau tidur?” tanya Kyuhyun datar sambil memandangku yang masih berdiri cengoh di depan kamar mandi.

“Emmb? Ne, tentu saja aku mau tidur” balasku seadanya. Aku melangkah ragu menuju tempat tidurku yang sedikit sempit karena Kyuhyun tidur terlentang merebut tempatku.

***
Sssrrrrkk…. Ssrrkkkk
Aku tak kunjung tertidur, terus mencari cara agar aku bisa tidur nyaman. Arrgh, insomnia!

“Kau belum tidur?” tanya Kyuhyun tiba-tiba. Aku melirik ke arahnya, terpejam. Aneh!
“Belum..”
“Wae?”
“Aku tidak bisa tidur tanpa.. memeluk gulingku”

Tanpa ada petir yang menyambar, Kyuhyun menarikku sehingga aku berbalik dan memeluk rapat tubuhnya.

“Kau bisa memelukku sebagai gantinya”
Kurasa jantungku terus berdegup kencang saat ini. Memeluknya sebagai pengganti gulingku? Apa aku gila?!
“Emmb.. a..anniya. nanti pasti bisa tidur sendiri” tolakku. Seketika, Kyuhyun membuka mata dan menatap tajam ke arahku, yang berada beberapa senti dengannya. Tatapan Kyuhyun yang tidak dimiliki namja lain, tatapan evil.

“Dongbin…”
“N..Nde?”
“Mengapa kau tidak pakai gaun itu?”
“Emmb? Gaun apa?”
“Gaun penggoda imanku..” hah? Sejak kapan setan punya iman?
“M..Mwoya?! Gaun sependek itu? malam-malam dingin begini? Kau ingin membunuhku, Kyu?” pekikku setelah beberapa detik memikirkan gaun apa itu.
“Gwaenchana, aku akan memelukmu agar kau tidak kedinginan” balasnya sambil berkedip-kedip tidak jelas.
“Ahh, shireo. Aku malas ganti baju lagi, Kyu. Kapan-kapan saja ya?”
“Kalau begitu, aku yang pakaikan baju itu untukmu ye?”

Tanpa menunggu persetujuanku, dia beranjak dari tempat tidur dan pergi entah kemana. Aku harap, dia tidak pergi hanya untuk mengambil gaun itu.

“Ireona!”
“Yak! Kau mengambil gaun itu?”
“Ireona! Lepaskan dan pakai ini..”
“Aissh, shireo!”
“Arraseo.. Kalau begitu aku yang akan meyerangmu, chagiya”
“Aaaaaaaaahhhh!!!”

THE END


0 komentar:

Posting Komentar