Title :
Be Mine [Chapter 7]
Author :
Nur Halimah (@imah403)
Genre : Romantic, Dramatic, Fiksi, Horor,
Konyol, Yadong, Garing (?) *tentukan sendiri!
Rating :
PG +13
Length :
Multi Chapter
Cast :
·
Cho
Kyuhyun – Super Junior
·
Henry –
Super Junior
·
Lee
Dongbin
·
Lee Eun
Hee
·
Shin Min
Hwa
·
Other…
Annyeong readerdeul!! Balik nih bawa Chapter 7. Yang kemarin
gimana? Semoga ga bikin pusing ya alurnya ^^. Hope you like it :D
Langsung aja ke cerita.. Readers
yang baik, tolong yah nanti RCL FF ini.. menerima kritik dan
saran.
WARNING!!
Banyak typos, alur ngga jelas, sulit
dipahami, bikin pusing, bikin ngantuk, bikin laper, de el el. GA SUKA GA
USAH BACA ! YANG SUKA SILAHKAN BACA ^^.. SILENT READERS, GO OUT!!
SAY
NO TO PLAGIATISM AND NO BASHING!!
~HAPPY
READING~
Previous Story:
…“Dijodohkan atau
adakan audisi perjodohanmu sendiri”
“AUDISI PERJODOHAN?!!”
Henry’s POV:
Hari ini, aku datang lebih awal dari biasanya. Ada yang
ingin aku katakana dengan Dongbin, terkait masalah di taman kemarin sore.
Kulihat banyak orang mengerumuni papan pengumuman yang
tertempel di dekat pintu utama masuk. Karena penasaran, aku pun mengikuti
mereka. Aku membaca apa yang tertera pada kertas A4 berwarna biru itu. apa ini? dongbin mengadakan audisi untuk
menjadi namjanya? Apa tidak salah?
“Hey, kelinci bodoh! Kau ini memalukan sekali ya? Audisi
perjodohan? Itukah caramu meredam patah hatimu?” suara itu terdengar taka sing
lagi. Suara Kyuhyun yang sedang mengejek Dongbin.
“Whatever! Ini yang terbaik” jawab Dongbin sayup-sayup. Yang terbaik?!
“Mwo?!! Kalau ini yang terbaik, yang terburuk seperti apa
ya? Hhhaha” kata Kyuhyun mengekor di belakang Dongbin yang berjalan melewatiku.
Mata kami bertemu, saling menatap.
“Dongbin, ada yang ingin aku sampaikan padamu” ucapku saat
dia berjalan di dekatku. Tapi nihil, dia tak mau membalasnya.
“Kacang, kacaang, kacaaangnyaa” sahut Kyuhyun yang masih di
belakangnya, sambil tertawa puas padaku. Sialan!
Dongbin’s POV:
Audisi itu benar-benar membuatku frustasi! Aku harus menahan
rasa malu karena banyak orang mengolokku.
“Lucu sekali. Mencari
jodoh di umur 20 tahun begitu. Cepet banget, mau ngapain tuh?”
“Kasihaan sekali ya.
Ini perjuangan karena tidak lakku kali ya? Hhaha”
Dan masih banyak kalimat-kalimat yang mereka lontarkan
padaku selama tiga hari ini. ini semua karena kakek T.T. kurasa masa mudaku
adalah masa-masa terberatku >,<
Kyuhyun’s POV:
Audisi perjodohan itu konyol sekali. Bagaimana bisa dia
dengan percaya dirinya menempelkan berita tentang audisi itu dan dibaca oleh
banyak orang pula? Kurasa, dia sudah tidak waras :o
--Nae show, nae show,
opera….—
Dari kamar mandi, aku segera berlari mengambil ponselku. Ada
panggilan. Dari Dongbin?
“Yeoboseo… nde?... jinja?... eodinde?... oh, ne” KLIK! Huft! Ada apa lagi ini?
***
“Mwo?!” aku benar-benar tak habis pikir. Dongbin
menghabiskan bir 50 botol? Gila, ini perut waduk apa?
“Kurasa kau sudah tidak waras lagi Dongbin” ungkapku tak
percaya, sambil menuntunnya yang berjalan sempoyongan.
“Aku memang sudah tidak waras, Kyu..hyun! gila, gila,
gii..laa” tukasnya ngelantur, seperti orang mabuk pada umumnya.
Aku tidak berniat membawanya pulang dulu, aku khawatir dia
akan dimarahi orang rumanya. Jadi, aku membawanya ke taman pinggir kota.
Walau dibilang aku ini ‘Evil’, tapi untuk ini bukan aku.
Melihat Dongbin yang mabuk berat membuatku tak tega, dan sedikit malu karena
dilihat banyak orang. Bagaimana tidak? Dia berjalan di pinggir kolam taman
sambil menyanyi dan tepuk tangan begitu. Tragis
kan?
“Hey, kelinci bodoh! Sebenarnya apa yang membuatmu jadi
begini, ha? Aku bisa ikut gila kalau melihatmu seperti orang gila begini”
tanyaku karena tak tahan mendiaminya.
“Banyaaak sekali. Yang pertama. Aku masih merasa bodoh.
Dibodohi pacar dan sahabat sendiri. Mereka backstreet tanpa sepengetahuanku.
Nan jeongmal baboya” Dia berjalan tidak seimbang, jadi aku menuntunnya dari
bawah. Benar-benar kurang kerjaan.
“Yang kedua, masalah audisi perjodohan itu. semua orang
mengolokku, seakan aku tidak tahu kalau ini adalah hal bodoh, termasuk kau!
Sebenarnya aku tahu ini hal yang sangat bodoh dan memalukan”
“Lalu mengapa kau masih melakukannya?”
“Huh! Ini pilihan satu-satunya. Kalau tidak, aku akan
dijodohkan oleh kakekku. Dua minggu sesudahnya, kami akan ditunangkan. Ini
membuatku gila!” waah, kakeknya ngebet
banget ya?
“Kakek bilang, kakek ingin melihat aku segera menikah.. lalu
hamil lalu unya banyak anak.. lalu tinggal bahagia dengan keluargaku sendiri..
happy ending happily ever after..” busyet
keek!
“Tapi, bukankah umurmu baru 20 tahun? Punya banyak anak? Aku
tak bisa membayangkannya”
“Maka dari itu..” ucapnya menggantung. Lalu, tiba-tiba saja
dia berhenti berjalan.
“Kok berhenti?” tanyaku. tapi dia malah memeberiku isyarat
agar mendekat. Dia merundukkan kepalanya dan..
CUP! Dia menciumku????? Eomaaaa, aku sudah tidak perjaka
lagi!! *eh,eh,eh ;p
Kira-kira 5 detik, dia menempelkan bibir mungilnya pada
bibirku. Setelah itu, BLANK! Sepatah katapun tak keluar dari mulutku. Seolah
bibirku sudah dikunci oleh bibirnya. Dongbin
menciumku? I impossible to believe!
Aku melepas genggamanku, karena shock. Itu mengakibatkan dia
kehilangan keseimbangan. Dan, BYUURR! Terjatuhlah ia ke kolam (-o-)
Author’s POV:
“Hoaaahhmm..”
Dongbin menguap lebar, kemudian menarik selimut dan kembali
tidur. Tak peduli matahari pagi sudah menyambutnya. Yang ingin dia lakukan saat
ini adalah kembali menikmati tidurnya.
“Ireona!!”
“Dongbin, Ireonna!!” yak!
Siapa yang berani membangunkanku? Rutuknya di balik selimut.
“Kyuhyun?! Apa yang kau lakukan di kamarku?” Dongbin
langsung terperanjat bangun begitu melihat Kyuhyun sudah berdiri di depan
ranjangnya.
“Kamarmu? Lihat dulu, ini diman.. ini apartemenku, bodoh!”
hentakkan Kyuhyun membuat Dongbin kaget. di
kamar Kyuhyun?
Dongbin melihat benda-benda di sekelilingnya. Benar, ini
bukan kamarnya. Dia masih terus memandang hingga dia berhenti pada satu titik.
Dongbin’s POV:
BAJUKU!?
“Kau yang
me..melepas bajuku d..dan memakaikan in..ini?” tanyaku bergetar. Satu kata yang
aku harapkan dia jawab ‘Anni’.
“Ne..” jawabnya datar tanpa dosa. Aaaaaaa!
Dia melihatku dengan tatapan aneh. Mungkin karena wajahku
seperti orang kesurupan kali ya?
“Aku bukan pengamat anatomi tubuh manusia. Jadi, aku tidak
tertarik untuk melihat tubuhmu” kata Kyuhyun. Ah, itu sudah cukup membuatku
sedikit lega.
“tapi sedikitlah tidak sengaja..em..menyenggol” JLEB!
“Bagaimana aku bisa disini?” tanyaku mengalihkan topic.
“Kau tanya aku? Ingat-ingat sendiri!” huh! Jawaban macam apa itu?
“Aku pergi untuk minum, lalu mabuk. Aku melihatmu menuntunku
berjalan dari bawah. Lalu kau mendekat dan…” aku mencoba mengingat lagi apa
yang aku lakukan kemarin.
“Hyaa! Kau mendorongku ke kolam kan? Hingga aku terjatuh
kan?” pekikku sambil melempar bantal padanya. Dia malah melongo. Wae?
“Aish, bukan aku! Sudahlah, cepat mandi! Kau pulang tidak?”
ucapnya lalu menarikku dan mendorongku ke kamar mandi. Setan menyebalkan!
Kyuhyun’s POV:
Aku melongo apa adanya. Jadi
dia tidak ingat? Aku harus senang atau sedih ya?
“Kok ngelamun?” tanyaku mencairkan suasana hening di dalam
mobil. Sedari tadim kulihat dia selalu menatap keluar jendela dan melamun.
“Kyuhyun, apa kemarin kita berciuman?”
CKIIKK.. DUG!
“Aww,.. yak! Kau ini bisa menyetir mobil tidak sih, Kyu?”
teriaknya sambil memegangi jidatnya. Aku tidak menggubrisnya. Dia ingat masalah ciuman itu..
Aku pun melanjutkan kembali perjalanan, tanpa berani
mengajaknya bicara.
“Kau menciumku kemarin kan?” tanyanya lagi. Tolong, jangan membuatku grogi..
“Hey, siapa yang mencium siapa? Mudah sekali kau
menyimpulkan aku yang menciummu? Hiss” sangkalku. Apakah mabuk dapat memutarbalikkan fakta?
“Sudah sampai”
Akhirnya sampai juga di rumahnya. Sebenarnya aku ingin
menendangnya keluar dari mobil saat di jalan tadi. Karena dia menyalahkanku
terus, kalau aku menciumnya!
“Gomawo sudah menjagaku saat mabuk. Menggantikan baju basaku
dengan baju kedodoranmu dan mengantarkan pulang. Aku sudah memaafkan
kesalahanmu yang sudah menciumku tanpa izin dan mendorongku ke kolam” ucapnya
panjang lebar. Masih saja bilang ini semu
salahku? >-<
“Terserah! Oh, aku tanya, audisi yang kau adakan itu kapan?”
tanyaku setelah keluar dari mobil.
“Besok jam tiga sore di rumahku. Apa? Kau mau ikut audisi
itu?” tukas Dongbin mengagetkanku.
“Enak saja. Barangkali saja ada temanku yang berminat”
sangkalku lagi. Aku ikut audisi itu? iuh,
-____-
“Ne. aku harus pergi. Persiapkan jiwamu untuk audisi besok”
ejekku. Dia manyun dan memukulku dengan tasnya. Aww.
“Gomawo” ucapnya. Aku balas senyum dari mobil dan segera
pergi.
Author’s POV:
Hari ini adalah hari terberat dan terburuk bagi Dongbin.
Pasalnya, dia harus mencari sendiri jodohnya melalui audisi yang menurutnya
bodoh itu.
“Dongbin, ini sudah terlewat 68 peserta. Haruskah kau
menunggu sampai peserta ke-70?” tanya Kakek Dongbin melalui telepon.
“Sabar, kek.. aku belum menemu..”
“Kakek akan menjodohkanmu saja” belum sempat Dongbin
melanjutkannya, kakek sudah menyela duluan.
Dongbin menghembuskan nafas pasrah. Dia harus mampu menerima
nasib apa yang akan menimpanya nanti.
“Peserta ke-69 masuk” teriak Dongbin lemas. Dia sudah
kehilangan semangat untuk menyeleksi jodohnya.
Peserta ke-69 masuk dan berdiri di depan Dongbin yang tak
meliriknya sama sekali.
“Nuguseo?” tanya Dongbin, sama seperti pada 68 peserta
sebelumnya.
“Namaku bisa dilihat di daftar pada kertas yang kau bawa,
Lee Dongbin”
Mendengar jawaban itu, Dongbin jengkel. Beraninya dia bersikap seperti itu padaku!?
Dongbin menoleh pada sosok namja di depannya. Dia kaget, tak
habis pikir akan melihat namja itu lagi. Tapi, lain halnya karena dia di sini
menjadi peserta audisi.
“Sekarang kau tahu siapa aku dan namaku kan?”
TO BE CONTINUE.
0 komentar:
Posting Komentar