Kamis, 11 Oktober 2012

Serpihan Cerita Tentang Diklat Wikarya




Sedikit cerita tentang suka duka ikut diklat wikarya dari nol untuk mendapat sebuah pin bertuliskan ‘Official Crew Wikarya SMA Negeri 3 Surakarta’ sebagai tanda dilantiknya anggota Wikarya angkatan 2012/2013.
Wikarya : subsie OSIS yang merupakan organisasi jurnalistik sekolah di SMA Negeri 3 Surakarta.

Senin, 1 Oktober 2012
Setelah mendapat amplop pemberitahuan diterima atau tidaknya aku dalam subsie wikarya, ada TM (Technical Meeting) tentang kegiatan Diklat yang akan berlangsung selama 4 hari, dari tanggal 3-7 Oktober 2012. Dalam TM itu dijelaskan beberapa informasi dan syarat untuk melaksanakan kegiatan Diklat (Pendidikan dan Latihan) agar berjalan lancar. Isinya sih, ya, tugas – tugas cari biodata plus tanda tangan dari ‘super kakak’ dan ‘kakak’. Terus bikin majalah and bikin kue bercap 25  jari yang melambangkan 25 anggota Wikarya.

Rabu, 3 Oktober 2012
Sebelumnya, selama hari Selasa sampai Sabtu, salah satu tugasnya yaitu mengumpulkan biodata dan tanda tangan dari Super Kakak dan Kakak. Itu ya, sebenernya capek banget. Bayangkan, sebelum masuk pelajaran pertama, waktu istirahat I dan II ludes untuk cari biodata+tanda tangan itu. Itupun sebagian masih dikasih tugas dari yang dimintai tanda tangan. Huaaah, tapi enaknya kita bisa tahu dan kenal siapa saja saudara-saudara kita yang lebih tua beberapa tahun angkatan dari kita J
Diklat ruang :
Sesi I à materi oleh Pak Agus Sutarto
Waktu Ibadah
Sesi II à materi Corel Draw oleh Kakak
Sesi III à (aku nggak tahu ini namanya apa) Kita disuruh duduk siap, menyebutkan kesalahan, merem terus melakukan pembelaan terhadap saudara satu angkatan. Sesi ini cukup
sadis dengan disobeknya penggaris kami (yang lempe-lempe katanya) kemudian dihamburkan ke udara. Bumbu khas dari sesi ketiga ini yaitu dibentak-bentak. Ya, cukstaw :o

Kamis, 4 Oktober 2012
Diklat ruang :
Sesi I à materi oleh Ibu Sri Maryamti
Waktu Ibadah
Sesi II à materi Photoshop oleh Kakak
Sesi III à (masih sama kaya kemarin) Di diklat ruang yang kedua ini, sedikit mengalami peningkatan. Setidaknya kesalahan kami sedikit demi sedikit berkurang. Dan pada sesi ini, kakak-kakak nggak terlalu galak daripada kemarin. Ya, terimakasih udah mau melunak pada kami dan tidak galak dalam membentak.

Jum’at, 6 Oktober 2012
Ini adalah hari dimana DIKLAT RUANG TERPARAH !!
Kalau kata kakaknya, sebenernya materi hari itu santai dan nyenengin banget. Apa sih? Wawancara sama fotografi, seru kan? Tapi kenapa bisa jadi diklat ruang terparah?

Gini ceritanya, baru beberapa saat kakak menyampaikan materi tentang wawancara, tiba-tiba saudaraku datang Cuma buat minta izin karena nggak bisa ikut diklat. Ya, izin untuk belajar karena dia anak aksel yang akan menghadapi semesteran satu minggu lagi. Dari situ mulai muncul titik perdebatan yang mengharuskan saudaraku itu untuk ikut diklat ruang, setidaknya satu diklat ruang sebelum diklat puncak. Debat, debat dan debat sehingga materi yang seharusnya disampaikan di-SKIP untuk minta kepastian kehadiran dari saudaraku yang minta izin tadi.

Oh ya, yang paling parah dan bikin deg-deg’an itu ya pada diklat hari ketiga itu dari 25 anggota yang seharusnya hadir, tetapi hanya 17 orang yang hadir (8 orang tidak hadir dengan beberapa alasan). Parah banget, sumpah! Apalagi ada angkatan 3 tahun di atas angkatanku yang menyaksikan ‘generasi wikarya nya’ yang echa echo dalam diklat ini. hah, nggak kuat deh ya. Dari jam 2 sampe jam 5 itu acara bentak-bentakan akibat kesalahan yang kami buat. Hmmm..

Dan saking nggak kuatnya, aku nangis dan keluar dari ruang diklat untuk menenangkan diri. Alasan aku nangis :
  1. Merasa bersalah karena membuat Keplaknya (Ketua Pelaksana) acara Diklat Wikarya jadi kecewa.
  2. Merasa bodoh karena tidak bisa memperbaiki kesalahan yang pernah diperbuat dan bikin amburadul acaranya.
Di luar, ada kakak-kakak yang bantu nenangin aku. Kasih semangat biar aku kuat sampe diklat puncak. Sebenernya aku pengen nangis lagi, tapi itu tertahan ketika kakak-kakakku bercerita tentang pengalaman diklat wikarya mereka dulu. Dengan canda dan tawa, mereka bersemangat saat bercerita tentang diklat mereka yang sebenernya lebih sadis dari diklat angkatanku. Dari mereka yang ngerjain tugas di rumah saudara mereka sampe jam 1 malem, dikejar polisi gara-gara nerobos lampu merah ketika cari makan, hebohnya ngerjain tugas dan laptop yang berserakan di mana-mana. Seakan mereka melakukan diklat itu dengan suka cita, tanpa ada rasa tertekan. Dari cerita itu aku jadi tersadar, seharusnya aku bisa kayak kakak-kakakku saat diklat dulu. Hadapi diklat dengan kegembiraan, bukan rasa tertekan!

Setelah merasa tenang, aku masuk ke dalam dan kembali duduk untuk mendengar celotehan dari kakak dan kakak alumni. Dan ternyata, hari sabtu yang seharusnya break untuk diklat diCANCEL. Artinya, sabtu setelahnya akan ada diklat lagi untuk kejar materi yang sempat tertunda.

Setelah acara diklat kelar, aku dan saudar-saudaraku cari tempat untuk diskusi. Yang pertama di masjid, nggak jadi karena taku ganggu yang lagi sholat. Akhirnya kami pindah ke kos temen yang kebetulan tempatnya cukup luas untuk orang berkisar 10’an. Bla-bla-bla , karena waktu jam kunjung (pinjam tempat) sudah habis, maka kami harus segera enyah dan cari tempat lain. Karena sudah mendekati jam 9 malam, aku harus segera pulang dikarenakan ibu kosku membatasi jadwal pulang tidak boleh lebih dari jam 9. Aku pulang, dan yang lain masih cari tempat untuk membahas diklat besok sampai jam 10’an (katanya).

Sabtu, 7 Oktober 2012
Nggak tahu kenapa hari itu aku pusing banget, perut sakit, intinya nggak enak badan. Aku nggak bisa ikut diklat ruang secara full, karena aku harus izin pulang untuk istirahat supaya besok bisa ikut diklat puncak. Y banget -____-.

Di saat aku pulang lebih awal, ternyata saudaraku malah pada nginep di rumah saudaraku yang lain. Itu membuatku jadi merasa bersalah :o

MINGGU, 8 OKTOBER 2012
Masuk jam 6.30 , kelar jam 5.30, WOW!

Pertamanya sih asik ya, games gituu. Tapi tetep aja nggak buat aku, karena aku masih lemes dan sakit (aku nggak ikut main).
Setelah itu ada lomba mading antara kelompok satu dengan kelompok dua. Di sini mulai seru saat harus berlari dikejar waktu, mading harus jadi. Dan tring! Walaupun mading kelompok lain bagus, tapi madingku harus jadi yang paling unyu. HARUS! *maksabanget.

Habis presentase mading, waktunya makan siang!
DEG, kaget langsung. Mau makan, kita harus ikuti tata tertib yang tertulis di papan tulis. Banyak banget dan aku males nulis. Menunya apa sih? Kalo menurut aku sih, enak enak aja soalnya di rumahku juga ada makanan kayak gitu (nasi+oseng daun papaya) tapi yang nggak biasa itu minumnya. Teh tawar setengah gelas. We ow we banget kan?

Itu nggak jadi masalah buat aku, yang jadi masalah :
Kenapa aku bisa pingsan 3x selama diklat satu hari itu?

TBC!

0 komentar:

Posting Komentar