Title :
Be Mine [Chapter 4]
Author :
Nur Halimah (@im304)
Genre : Romantic, Dramatic, Fiksi, Horor,
Konyol, Yadong, Garing (?) *tentukan sendiri!
Rating :
PG +13
Length :
Multi Chapter
Cast :
·
Cho
Kyuhyun – Super Junior
·
Henry –
Super Junior
·
Lee
Dongbin
·
Lee Eun
Hee
·
Other…
Annyeong readerdeul!! Balik nih bawa Chapter 4. Yang kemarin
gimana? Semoga ga bikin pusing ya alurnya ^^. Hope you like it :D
Langsung aja ke cerita.. Readers
yang baik, tolong yah nanti RCL FF ini.. menerima kritik dan
saran.
WARNING!!
Banyak typos, alur ngga jelas, sulit
dipahami, bikin pusing, bikin ngantuk, bikin laper, de el el. GA SUKA GA
USAH BACA ! YANG SUKA SILAHKAN BACA ^^.. SILENT READERS, GO OUT!!
SAY
NO TO PLAGIATISM AND NO BASHING!!
~HAPPY
READING~
Previous Story:
“Hey, Kyuhyun! Kau tak
tahu apa yang sudah kau lakukan? Mengapa kau memukul namjaku, hah?!” “Neo…
paboya yeoja!”
Dongbin’s POV:
Huh? Apa yang kau
katakan tadi? Naega paboya yeoja?
“Chagi, gwaenchana?” aku mencoba untuk membangunkan Henry
yang tersungkur setelah mendapat pukulan dari namja setan –Kyuhyun.
“Eumb” dia hanya menganggukkan kepala sambil mengelap
bibirnya yang berdarah dengan ibu jarinya.
“sini kuobati dulu” aku pun membantunya berjalan ke UKS
untuk mengobati lukanya.
***
“Sebenarnya apa yang terjadi? Apa kalian punya masalah?”
“Anni, memang masalah apa yang mungkin membuatku bertengkar
dengannya?”
Aku berpikir sebentar “Mungkin karena kau cemburu padaku dan
Kyuhyun, lalu kau bertengkar dengannya”
Henry, malah tertawa. Sempat-sempatnya
dia tertawa dengan bibir luka seperti ini.. tidak sakit apa?
“Tidak mungkin. Kau sendiri kan dulu pernah bilang kalau kau
malah benci sikap Kyuhyun” eh, jinja?
“Sudahlah, mungkin dia tidak rela kau jadi milikku”
“Heeh?!”
***
“Hey, kau setan nakal! Apa yang kau lakukan pada Henry
kemarin?” bentakku sambil menggebrak mejanya. Saat itu kami berada di food
court.
“Kau tidak punya sopan santun? Mengapa kau selalu
menggangguku?”
“Kalau begitu seharusnya kau memukulku, bukan Henry” ucapku
memprotes. Dia menatap tajam ke arahku, entah apa yang ingin dia lakukan.
“Baiklah” apa?!
Dia mulai mengangkat tangannya ke atas, hendak memukulku. Mati aku!
Di saat momen-momen menegangkan in…
“Hentikan!” Henry datang menyelamatkanku. Dan dia… meninju balik Kyuhyun? OMG!
“Kau berani melukai yeojaku, awas saja kau” tukas Henry. Oh, kau memang heroku, Henry :*
“Jinja? Bahkan jika kau sendiri yang melukainya, apa yang
akan kau lakukan?” balas Kyuhyun mencoba untuk bangkit.
“Apa maksudmu?” Henry mulai maju untuk menyerangnya lagi,
tapi aku menahannya agar tidak melakukannya.
“Karena yeojamu itu bodoh” hey, kau mengatakanku bodoh lagi?! >-<
***
Kyuhyun’s POV:
“Cepat pergi latihan!!”
Lagi-lagi dia menggebrak mejaku untuk kesembilan kalinya.
Yah, dia si kelinci bodoh bernama Lee Dongbin itu.
“Kita sudah berlatih setiap hari, apa masih kurang?”
balasku. Ini, tentang latihan dance untuk mengisi event perayaan SMA se-Seoul.
Padahal ini kan hanya untuk event, mengapa harus berlatih sekeras itu?
Dia terus mengoceh dan mengoceh, entah apa yang dia katakan,
aku tak mendengar. Aku lebih berkonsentrasi pada PSP. Tiba-tiba..
“Yak! Kembalikan PSP ku, Dongbin-ya!” dia mengambil PSPku
dan menyembunyikannya di dalam jaket yang dia kenakan.
“Ambil sendiri, nih” dia maju selangkah ke arahku. huh,
walau aku terkenal dengan sebutan EvilKyu.. tapi aku juga tak mungkin mengambil
PSP yang dia sembunyikan di tempat terlarang itu!!
“Kajja, cepat pergi latihan” aku pun menyerah. Dan
menyeretnya untuk segera latihan agar PSPku dikembalikan.
***
“Kau bilang tak perlu latihan keras, kau pasti bisa. Mana
buktinya? Gerakanmu saja seperti platypus mencari cacing” OK, dia mengejekku.
“Sudahlah, hari ini sampai di sini dulu” yeah, akhirnya! Welcome back my beloved PSP :)
“PSPku?” pintaku padanya.
“Aku sita..” huh?
“Mwo?!!!” shock jelas, PSP ku mau dibawa pulang oleh nya.
Bagaimana jika dia memainkan game PSPku dan membuat levelnya jadi turun? Aaaaku
tak sanggup membayangkannya :o
“Sampai kau serius bisa dancenya” hezzzzzz –‘
Author’s POV:
Dongbin masih duduk di bangku pinggir ruangan. Dia belum
pulang dari latihannya.
“Kau masih di sini?” tanya Kyuhyun pada Dongbin yang sedang
melirik jam tangannya.
“Seperti yang kau lihat” jawab Dongbin singkat. Dia sedang
malas untuk bercakap dengan Kyuhyun yang sudah membuatnya bad mood. Ya, karena
Kyuhyun tidak mau serius latihan.
“Kajja, kuantar pulang” tawar Kyuhyun.
“Chagiya!!” dari kejauhan Henry melambaikan tangan pada
Dongbin. Senyum merekah di bibir Dongbin. Dia segera berlari menuju mobil Henry
dan pulang bersama namjanya itu. Sedangkan Kyuhyun yang tadinya menunggu
Dongbin?
“Haha, dasar paboya yeoja” tukasnya sambil tertawa kecut.
***
Hari ‘H’ sudah tiba. Hari dimana Dongbin dan Kyuhyun akan
duet dance di depan banyak siswa SMA se-Seoul raya. Hari di mana mereka harus
menampilkan yang terbaik yang bisa mereka persembahkan.
“We can do it. Together we can” ucap Dongbin berbisik pada
Kyuhyun. Kyuhyun hanya tersenyum dan melirik jam di Iphone nya.
Selanjutnya, peserta
nomor 0013 : Lee Dongbin dan Cho Kyuhyun..
Kyuhyun menghembuskan nafas sedikit berat. Dia menyadari dia
tidak begitu serius saat latihan dulu, maka dari itu dia khawatir.
Kyuhyun’s POV:
“Hey, katalog berjalan!”
Aku menengok ke belakang. Dan kudapati Dongbin melambai ke
arahku. Ada apa lagi kali ini?
“Tidak bisakah kau memanggilku dengan nama asliku?” ujarku
ketus.
“Semua orang menyebutmu begitu” OK, aku tahu mengapa aku
disebut ‘katalog berjalan’. Dan sebenarnya aku tidak suka sebutan itu, tampak
tidak keren. Katalog berjalan, itu karena aku hampir tahu seluruh nomor buku di
perpustakaan dan para penghuni lebih sering bertanya padaku tentang buku yang
dicari daripada bertanya pada penjaga perpustakaan –‘
“Kyuhyun, coba lihat ini!” dia memberiku selembar kertas
berwarna biru muda. Benarkah ini?
“Kita masuk babak final, Kyuhyun!” pekik Dongbin dan
tiba-tiba… memelukku?
“Sudah, hentikan. Lalu apa yang akan kita lakukan? Finalnya
setelah ujian kan?” aku mencoba mendorongnya agar melepas pelukannya. Khawatir
jika ada orang yang melihat kami berpelukan di perpustakaan.
“Tentu saja kita harus sering berlatih. Setiap hari dalam
seminggu! Satu hari 4 jam latihan!” Mwo?!
“Kau gila? Minggu depan aku ujian kelulusan. Kau ingin aku
tidak lulus dengan menyita waktu belajarku?” protesku. Jujur saja, jikalau ada
ujian, aku tidak belajar. Itu membuatku tambah pusing.
“Kau segera lulus itu bagus. Lebih cepat lebih baik. Aku
bosan melihatmu” ucapnya. Oh begitu? OKE!
Ya, minggu depan adalah hari perjuanganku yang menentukan
apakah aku lulus dari sekolah ini. seharusnya aku bisa lulus bersama Dongbin
dan sekawanannya yang sekarang masih di kelas XI, tapi karena aku ikut program
akselerasi, jadi harus bagaimana lagi?
“Baiklah, nanti kita latihan. Tapi dua jam saja ya?” ucapku.
Dia tersenyum seakan menjawab ‘Ne’ sambil melambaikan tangan ke arahku. ya, dia
Dongbin si kelinci bodoh yang masih saja dibodohi oleh namjanya sendiri. Henry.
Henry’s POV:
Hari ini Dongbin menyuruhku untuk datang di pertunjukan
dancenya pada babak final. Dan masih seperti biasa, duetnya adalah setan sok
bernama Kyuhyun.
Aku masih belum mengerti mengapa dulu dia berani
menghajarku, mengajak bertengkar. Bahkan sampai sekarang, dia masih menatapku
seakan aku adalah musuh bebuyutannya. Tatapan matanya setajam silet!
“Fighting, chagiya!” ucapku member semangat untuk Dongbin.
Dia bilang padaku kalau dia sempat deg-deg’an. Maka aku harus memberinya
semangat.
Berbeda dengan pasangan duetnya, Kyuhyun. Bukannya dia
memanjatkan doa agar diberi kelancaran saat dance nanti, eh, dia malah asyik
bermain PSP bututnya itu. Apa PSP itu adalah istrinya?
“Hey kau! Tampilkan yang terbaik. Jangan membuat yeojaku
jadi kecewa” kataku mengingatkannya sebelum maju. Dia melirik sekilas padaku,
itu respon darinya. Sial!
***
Semua orang bertepuk tangan setelah melihat penampilan dari
Dongbin dan Kyuhyun, termasuk aku. Penampilannya benar-benar memukau, sangat
bagus. Walau sebenarnya aku tidak rela pasangan duetnya adalah Kyuhyun.
Aku berjalan menuju back stage. Berniat untuk memberi ucapan
selamat pada Dongbin karena sudah melakukan yang terbaik. Dan dia
memenangkannya. Tapi…
Yang kulihat saat ini, Kyuhyun dan Dongbin berpelukan. Ya,
berpelukan. Entah apa yang membuatku jadi susah untuk bernafas, karena aku
melihat dua orang itu tersenyum. Kyuhyun, aku tak pernah melihatnya tersenyum.
Apalagi saat dia tersenyum memeluk yeojaku, Dongbin.
“Chukkae” itulah yang keluar dari mulutku. Dan aku segera
pergi meninggalkan mereka berdua karena tidak ingin mengganggu momen indah
mereka.
Kyuhyun’s POV:
Akhirnya, aku bisa melakukannya :)
“Kyuhyun, kau sudah melakukan yang terbaik. Kita menang!”
Dongbin dengan tiba-tiba memelukku tanpa seizinku. Hey!
“Kau juga sudah melakukan yang terbaik, Dongbin” aku tak
ingin marah. Justru aku bahagia bersamanya. Ini adalah momen aku bisa akur
dengan Dongbin.
“Gamsahamnida, kau sudah mau memanggilku dengan nama asliku”
ucapnya sambil tertawa. Aku mendengar suara tawa itu, dan aku tersenyum.
“Chukkae” tanpa aku sadari, Henry melihatnya. Melihat kami
sedang berpelukan karena kemenangan ini.
Dongbin pun melepas peluknya dan berlari mengejar Henry. Huh, mengapa yeoja itu masih dibuat buta
olehnya?
Dongbin’s POV:
Aduuh, bagaimana ini? bagaimana kalau Henry jadi salah paham
padaku dan Kyuhyun?
“Chagi, tunggu aku” aku terus berlari mengejarnya hingga aku
bisa menggenggam lengannya.
“Mengapa kau mengejarku? Tidak berpelukan terus saja dengan
namja itu?” kata Henry tanpa menolehku. Chagi,
kau jangan membuatku semakin merasa bersalah begini..
“Aku reflek memeluknya karena kami menang. Aku berpikir kami
akan kalah karena dia tidak pernah serius saat latihan, tapi kami menang. Itu
membuatku lega dan senang” aku mencoba menjelaskannya sambil mengikutinya
berjalan. Tapi, tak ada respon. Dia diam saja, membuat suasana jadi ‘garing’.
“Chagi, kau marah?”
Dia menghentikan langkahnya dan berbalik arah padaku.
“Tentu saja aku marah. Aku saja yang sudah jadi namjamu
tidak pernah kau peluk, lalu dengan santainya kau memeluk namja lain” gotcha!
“Kau cemburu ya? Iya kan?” yak! Ketangkap kau Henry, kau
bisa cemburu padaku ya? Haha.
“Anniya. Siapa yang cemburu? Aku tidak cemburu” sangkalnya. Huh, namja ini!
“Yasudah” aku hanya mencibirnya karena dia tidak mau
mengakui kalau dia cemburu. Menyebalkan.
“Lalu mana?” dia tiba-tiba bertanya di saat kami sedang terdiam.
“Apanya yang mana?”
“Jadi kau tidak memelukku? Lebih suka memeluk namja itu?” oh!
Kulihat dia memanyunkan bibirnya. Henry, tahukah kau? Kau lebih imut saat kau seperti itu. Aku suka.
Aku pun berjalan mendekatinya. Dan memeluknya. “Kau puas? Aku
sudah memelukmu kan?”
“Jangan lepaskan. Aku ingin lebih lama lagi. Lebih lama saat
kau memeluk Kyuhyun tadi”
Aku terus tersenyum dalam peluk itu. Tak peduli semua orang
melirik ke arah kami. Aku akan terus
bersamamu, Henry. Selama kita saling menyayangi. Ingatlah itu.
TO BE CONTINUE
0 komentar:
Posting Komentar